Beretika di dunia digital dimulai dari kita cerdas dalam menangkap dan mengunggah informasi sebelum kita bagikan. Sebelum kita unggah kita cek dulu kebenaran informasi itu. Kita lihat 5W1H, kapan berita itu diluncurkan? Apakah sumber berita itu terpercaya itu yang perlu kita kaji Kembali?
Menurut drg. Silvia yang juga seorang pebisnis online ini, upaya beretika digital ialah dengan menghindari membahas, atau berkomentar SARA dan bullying. Indonesia itu berbagai suku agama, ras, kepercayaan daripada kita menyebarkan SARA lebih baik kita menyebarkan budaya budaya Indonesia di dunia digital.
Ketika mengunggah postingan itu kita sebaiknya menggunakan kata-kata yang layak dan sopan seperti budaya Indonesia sopan santunnya yang yang terlihat kita harus mencerminkan itu juga di dalam ruang digital. Dengan menggunakan kata-kata yang santun dan layak. Jangan terlalu sering menyebar informasi pribadi atau masalah pribadi di dunia digital ini alangkah lebih baiknya untuk membatasi informasi yang kita bagikan.
“Jika media digital kita gunakan yang positif kita dapat membangun persona diri yang baik dapat dgunkan untuk kita berbisnis, membangun relasi atau membuat kepercayaan terhadap jasa yang ingin kita tawarkan di kemudian hari,” ungkapnya di webinar Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 wilayah Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Senin (30/8/2021).
Citra diri yang positif itu juga mampu menunjang pengembangan diri kita sehingga lebih percaya diri dalam menjalani hidup. Mencegah salah paham berbagai pihak atas segala hal yang beredar. Kita tidak pernah tahu akan ada persepsi seperti apa yang mungkin dihembuskan orang lain.
Maka dengan media sosial kita dapat mencerminkan siapa diri kita. Itulah yang disebut dengan jejak digital, jika jejak yang ditampilkan buruk akan selalu teringat orang bahkan mungkin saja ada yang menangkap layar apa yang pernah kita lakukan di media digital. Berbuat sopan dan berkata baik itu selain untuk jejak digital kita juga menjaga interaksi dengan kerabat lingkungan.
“Tidak perlu menyindir seseorang yang kita tidak tahu kedepannya kita mungkin membutuhkan dia,” pesannya. Webinar Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD) 2021 – untuk Indonesia #MakinCakapDigital diselenggarakan Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) bersama Siberkreasi.
Webinar juga menghadirkan pembicara Idul Futra (Digital Marketing Specialist), Fiqri Hasan (Relawan TIK Kabupaten Sukabumi), Yoseph Hendrik (Dosen IT Sekolah Tinggi Tarakanita), dan Winda Ribka sebagai Key Opinion Leader.