Menghindari penipuan di dunia digital ialah kita harus first thing first mengetahui adalah setengah dari solusi. Demkian yang disampaikan Erick Gofar, penggerak Literasi ICT Watch saat Webinar Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 wilayah Kabupaten Bandung, Jawa Barat Kamis (2/9/2021).
Kenali berbagai trik pelaku penipuan di internet, pengguna harus meningkatkan awareness terhadap berbagai praktik penipuan yang sedang ramai dan banyak memakan korban. Kita harus sering baca berita dari sumber yang valid tentang berbagai peristiwa praktik penipuan yang terjadi.
“Tentunya harus tingkatkan literasi media sosial untuk melihat lebih jauh tentang apa yang terjadi Bagaimana itu sampai terjadi dan apa yang bisa dilakukan oleh orang-orang untuk menghindari perhatikan saran para ahli jangan selebriti,” ungkap Erick.
Apa saja contoh penipuan digital yang sering terjadi di Indonesia?
- Bussines Email Compromise (BEC) atau diisi ini terkait dengan mengkompromikan akun Gmail bisnis yang sah melalui rekayasa sosial atau teknik instruksi komputer untuk melakukan transfer dana yang tidak sah.
- Email Account Compromise (EAC) hampir mirip BEC tapi menargetkan masyarakat umum dan profesional yang terkait dengan tetapi tidak terbatas pada lembaga keuangan jadi pelaku EAC menggunakan email yang disusun dengan meminta pembayaran ke lokasi penipuan.
- Malware perangkat lunak berbahaya yang dimaksudkan untuk merusak atau menonaktifkan komputer dan sistem komputer. Terkadang taktik menakut-nakuti digunakan pelaku untuk meminta dana dari korban misalnya mengatakan sistem operasi sudah kadaluarsa. Ada pop up atau tiba-tiba layar muncul mengatakan anti-virus sudah kadaluarsa lalu kita harus mengklik padahal bisa saja itu sebenarnya malware atau virus yang masuk nanti ke dalam komputer.
- Phishing atau spoofing dengan dokumen elektronik yang dipalsukan spoofing umumnya mengacu pada penyebaran email yang dipalsukan agar tampak seolah-olah dikirim oleh orang lain selain sumber yang sebenarnya juga.
- Penipuan media sosial adalah berbagai post yang bisa dilihat atau ditemukan di newsfeed media sosial yang semuanya bertujuan agar pengguna mengklik tautan yang berpotensi menjadi hosting malware. Ada banyak di Twitter melalui DM atau pesan pribadi yang menyuruh kita untuk mengklik ketika kita buka nanti dia kan hosting Malware berangkat kita akan disisipkan mawar dan bisa mengambil data kita.
- Mobile scams penipuan seluler bisa datang dalam berbagai bentuk tetapi yang paling umum adalah aplikasi fishing aplikasi ini dirancang agar terlihat seperti aslinya. Aplikasi ini biasanya ditumpangi oleh Malware yang bertujuan mencuri sebanyak mungkin informasi yang ada di ponsel pengguna.
- Social Engineering atau rekayasa sosial adalah cara penjahat dunia maya menggunakan interaksi manusia ke manusia untuk membuat pengguna membocorkan informasi sensitif. Karena rekayasa sosial didasarkan pada sifat manusia dan reaksi emosional ada banyak cara yang dapat dicoba untuk penyerang untuk menipu baik online maupun offline.
- Dating and romance scam penipuan asmara, ketika pandemi karena orang sangat tergantung pada layanan online untuk mencari pasangan. Biasanya penipu mengaku sebagai militer yang bekerja jauh dari rumah atau bekerja di lepas pantai dan menggunakan foto profil palsu. Kemudian mereka meminta sejumlah uang karena sedang butuh arau terjadi sesuatu namun tak bisa ke mana-mana. Calon korban diiming-imingi pernikahan atau pertemuan kelak jika sudah selesai dinas atau bekerja dan terus meminta uang agar tetap bertahan.
Webinar juga menghadirkan pembicara Zacky Badrudin (Founder Visquares), dr. Kathrine (praktisi Kesehatan), Meylani Pratiwi (Relawan TIK Jawa Barat), dan Clarissa Darwin sebagai Key Opinion Leader.