Masyarakat harus mengkombinasikan digitalisasi ini dengan etika atau dalam bermedia sosial pun juga harus pakai perasaan. Jadi ketika membuat konten juga sebaiknya kita harus memenuhi beberapa perilaku positif seperti konten yang dihasilkan harus yang bermanfaat memiliki nilai.
Harus tahu tujuannya membuat konten untuk menghibur atau untuk memberi inspirasi atau ingin mengajak generasi muda melakukan hal baik. Membangkitkan rasa emosi dengan kepedulian kekaguman atau rasa yang lain dari konten yang dihasilkan.
Lalu saat kita membuat sesuatu yang populer ingat juga harus tahu, viral atau populer ini dengan cara yang baik dan juga peristiwa terkini. Jadi bukan menceritakan lagi hal-hal yang sudah viral sudah lama tentu itu orang akan menjadi bosan.
Oktoberi Surbakti Program Director TMP Event menambahkan, dalam membuat konten yang harus dipikirkan adalah stories atau cerita di dalam konten itu. Sebaiknya menghindari opini yang provokatif, bagikan konten itu secara detail, pikirkan kembali tulisan atau caption pendapat kita sendiri atau jika milik orang cantumkan nama orangnya.
“Kalaupun ada interaksi di kolom chat berkomentarlah dengan cara yang elegan. Ekspresikan dengan cara yang kreatif dan unik bisa melalui foto bisa melalui artwork bisa melalui desain atau bentuk apapun. Minimal teman-teman mengunggah quotes yang bagus dengan cara tata bahasa kalimat yang kekinian tapi tetap artinya itu sampai targetnya,” jelasnya dalam webinar Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 Kabupaten Karawang, Jawa Barat Kamis (2/9/2021).
Seperti salah satu artwork yang diceritakan Okto sangat menarik dan ini juga mungkin sindiran untuk generasi muda. Bergambar proklamator republik Indonesia Soekarno dibikin lalu ada kata-katanya bertulisanya, ‘Seribu Elon musk tidak mengubah apapun kalau kerjanya cuman rebahan nunggu giveaway.’
“Penting jadi diri sendiri, pilah-pilih mana yang benar, mana yang sampah, saring saring sebelum sharing, biarlah yang bersandiwara tapi kita harus berani apa adanya. Terakhir kebebasan bukan buka-bukaan yang bukan bukan,” pesannya.
Webinar juga menghadirkan pembicara Oman Komarudin (Ketua Relawan TIK Karawang), Bambang Sadono (Akademisi dan Pemilik kanal Inspirasi untuk Bangsa), Ismita Saputri (pengusaha, podcaster, dosen), dan Ida Rhynjsburger sebagai Key Opinion Leader.