Dasar dalam budaya digital ialah ilmu dalam memaknai nilai-nilai Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika sebagai landasan kehidupan berbudaya, berbangsa, dan berbahasa Indonesia.
Landasan kehidupan yang sama saat masyarakat Indonesia berada di luar ruang digital. Dengan nilai Pancasila, warganet harus memiliki pengetahuan dasar dalam membedakan informasi mana saja yang tidak sejalan dengan nilai Pancasila. Maka dari itu, warga digital diwajibkan memilki kemampuan untuk memilah informasi
Indira Salsabila Ayuwibowo seorang public speaker mengatakan, jika menemukan informasi yang jauh dari Pancasila lebih baik stop membaca apalagi menyebarkan. Bahkan jika perlu adukan konten yang seperti itu kepada para platform masing-masing.
Dasar dalam budaya digital lainnya ialah pentingnya multikultualisme dan kebhinekaan itu sangat penting serta memahami cara melestarikan bahasa daerah, seni dan budaya dalam ruang digital.
“Kita harus bangga Indonesia memiliki kebudayaan yang banyak. Ini sangat bermanfaat bagi kita yang ingin mengambil ruang digital untuk hal positif. Kita bisa membuat media sosial kita lebih positif dengan mempromosikan budaya,” jelasnya saat mengisi webinar Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 di wilayah Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, Kamis (23/9/2021).
Dasar lain dalam budaya digital ialah pengetahuan dasar yang mendorong perilaku mencintai produk lokal serta hak kekayaan intelektual. Memahami hak atas akses kebebasan berekspresi dan hak atas kekayaan intelektual di dunia digital.
“Produk Indonesia tidak kalah dengan buatan luar negeri, ini menjadi salah satu yang mendukung kita untuk mendukung para UMKM untuk bisa menggerakkan ekonomi akan dapat bangkit lagi,” tuturnya.
Budaya digital ialah budaya yang dibentuk oleh kemunculan dari penggunaan digital yang masif. Di Indonesia erat kaitanya dengan wawasan kebangsaan di ruang digital, yakni Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika.
Webinar juga menghadirkan pembicara Geri Sugiran (Relawan TIK Jabar), Rabindra Soewardana (Direktur Radio Oz Bali), Andi Astrid Kaulika (kreator digital), dan Diza Gondo sebagai Key Opinion Leader.