Setiap orang memiliki hak untuk merasa aman di ruang digital. Setiap orang pun wajib melindungi hak digitalnya.
Banyaknya penipuan melalui SMS atau sejenisnya dengan iming-iming hadiah bisa menjadi jebakan bagi seseorang yang minim literasi digital. Menurut Kis Uriel seorang Self Development Coach, masih banyak orang yang tertipu dengan modus penipuan sejenis ini.
“Tanpa disadari banyak aksi atau perilaku kita yang justru menyebarkan nomor kita sendiri. Misalnya saat mengisi pulsa sehingga oknum-oknum bisa mendapatkan nomor kita. Ada banyak sekali faktornya,” tutur Kis dalam webinar Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 di wilayah Kabupaten Subang, Jawa Barat, Selasa (05/10/2021).
Tidak ada yang bisa menjamin kita terbebas dari penipuan dan kejahatan digital. Semuanya tergantung pada individu selaku pengguna dalam menjaga privasinya masing-masing.
Privasi merupakan kemampuan satu atau sekelompok individu untuk mempertahankan kehidupan dan urusan personalnya dari publik atau untuk mengontrol arus informasi mengenai diri mereka. Dengan kata lain, privasi kemampuan kita semua dalam memisahkan informasi mana yang boleh dikonsumsi publik dan tidak boleh dikonsumsi publik. Ia menyayangkan, kebanyakan orang tidak memiliki kemampuan dalam menjaga privasi.
Kis menjelaskan, data umum terdiri dari dua jenis, yaitu data umum dan data pribadi spesifik. Data umum adalah data yang aman untuk disebar atau diketahui publik. Data spesifik, ialah data yang tidak boleh diketahui publik.
“Hak kita untuk tidak memberikan data pribadi spesifik ke orang lain. Jadi kalau diminta data biometrik dan merasa terancam, kita berhak untuk bilang enggak,” jelas Kis.
Data pribadi harus dilindungi untuk menghindari kejahatan, diskriminasi, dan prasangka buruk. Karena ada banyak sekali jenis kejahatan yang dilakukan di dunia digital. Kis menyampaikan, dunia digital dan dunia nyata kejahatannya sama banyak dan mengerikannya.
Oknum penjahat digital ini seringkali melanggar privasi, tetapi tanpa dsadari kita juga sebagai pengguna yang memberikan akses dalam hal tersebut. Untuk itu, jangan posting identitas diri di media sosial. Memiliki kesadaran penuh terkait akses aplikasi dan sebagainya. Kemudian, mengubah password secara berkala dan tidak melakukan transaksi menggunakan Wi-Fi publik. Agar lebih aman, gunakan kunci ganda pada aplikasi apapun.
Data pribadi merupakan aset penting bagi setiap pengguna digital di masa ini. Kita pun bertanggung jawab atas keamanan data pribadi masing-masing, jangan sampai memberikan celah kepada oknum penjahat untuk memanfaatkannya.
Webinar juga menghadirkan pembicara, Aries Saefullah (RTIK Indonesia), Katherine (Praktisi Kesehatan), Erri Gandjar (GA Director, OZ Radio Bali), dan Wafika Andira sebagai Key Opinion Leader.