Di era digital ini sebenarnya kita dapat lebih sukses sebab semua dapat dilakukan menggunakan internet. Ibrahim Hanif, copywriter dan content writer yang kini beralih menjadi kreator konten digital menyebut, di internet ini pasarnya besar.
Pengguna internet di Indonesia saja mencapai lebih dari 50% dan mereka mengakses internet selama 8 jam lebih setiap harinya. Dapat dibayangkan, sangat banyak waktu yang dihabiskan masyarakat di Indonesia di ruang digital.
Iklan digital marketing itu memang bisa lebih efisien utuk menjangkau konsumen dan diyakini mampu menaikan omset bisnis.
Lantas, bagaimana caranya kita yang masih menjadi pengguna internet ini dapat menjadi lebih produktif lagi di internet. Berbicara sebagai Key Opinion Leader saat webinar Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 di wilayah Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, Rabu (06/10/2021), Ibrahim mengatakan, dimulai dengan membangun habit yang positif, cara yang paling sederhana namun sulit juga.
Saat kita membangun hal positif itu akan menjadi sebuah gaya hidup. Sekarang, kita tidak bisa lepas dari internet dan masalahnya, terlalu banyak gangguan walaupun juga banyak sekali manfaatnya. Yakni informasi dan pengetahuan juga kesempatan yang tidak terbatas.
“Semua memiliki kesempatan yang sama ingin menjadi pelaku atau menjadi penonton. Menjadi penonton pun kita juga ada pilihan ingin menonton konten yang negatif atau konten yang positif. Dengan membangun kebiasaan menggunakan internet dengan hal-hal yang positif untuk tujuan yang lebih baik meng-upgrade diri. Itu akan berkelanjutan menjadi sebuah gaya hidup atau habit kita sehari-hari yang nantinya bisa menguntungkan kita,” jelasnya.
Untuk itu, memulai hal yang positif dengan kita memanfaatkan media sosial di era pandemi. Kita bisa mempelajari apa yang sedang tren, yang sedang dicari dan dibutuhkan banyak orang karena kesempatan itu berangkat dari masalah. Apakah kita bisa mencari solusi, misalnya kita dapat menemukan adakah makanan yang sehat tapi terjangkau harganya atau juga makanan yang kaya akan kolagen. Masih jarang ada akhirnya seseorang itu dapat memproduksi makanan sehat yang kaya kolagen yang sehat dan halal.
Untuk meningkatkan skill digital kita ini ada beberapa platform yang dapat digunakan untuk meningkatkan skill digital seperti YouTube. YouTube memang dapat menghibur dengan video-video lucu atau video how to, tips and trik.
Di YouTube semua orang bisa upload tidak harus orang yang punya lisensi, harus seorang ahli semua orang bisa upload video di YouTube. Jika kita ingin mencari konten yang positif ingin belajar, mengumpulkan materi dari YouTube harus mempergunakan critical thinking skill kita apa yang sesuai dengan kita.
Ada aplikasi TEDed atau TED education, pada aplikasi ini mereka punya preferensi cara mereka belajar sesuai dengan mereka sendiri. Belajar secara audio atau visual maka sekarang ada podcast dengan judul yang beda-beda dengan topik yang beda-beda. Di TEDed ini pun banyak pembelajaran secara video maupun audio yang dapat dinikmati.
Aplikasi lain untuk belajar ada Udemy yang lebih fokus pada teknologi informasi dan sains. Sebenarnya Untuk apa kita belajar dari platform digital learning pastinya untuk memperoleh skill-skill baru pengetahuan baru dan meng-upgrade diri kita untuk di masa depan. Skill yang akan mempermudah diri kita di pekerjaan nantinya salah satu skill yang penting sekali di masa yang akan datang dan menjadi mandatory bukan hanya menjadi sebuah kelebihan tetapi sudah wajib yaitu bahasa Inggris. Banyak sekali pekerjaan-pekerjaan di luar sana yang mewajibkan seseorang untuk fasih berbahasa Inggris bahkan wawancara kerjanya pun sudah menggunakan bahasa Inggris
Dan ada satu aplikasi lagi untuk belajar bahasa Inggris yaitu Bahaso. aplikasi ini berbeda ada beberapa fitur menarik salah satunya fitur self-learning jadi untuk menentukan bagian mana yang harus kita perbaiki dalam percakapan bahasa Inggris kita. Apakah pada grammar, pronunciation, atau vocabulary kita bisa langsung mengecek langsung di aplikasinya.
Webinar juga menghadirkan pembicara, Idul Futra (Owner Madame Lim), Dicky Renaldi (Kreator Konten), dan Muh Nurfajar Muharrom (Relawan TIK Indonesia).