Manusia dalam kehidupan ini memberikan data bahkan sebelum mereka lahir. Saat masih di dalam kandungan setiap manusia sudah memberikan data mulai data tinggi badan hingga riwayat kesehatan. Jadi begitu banyak data pribadi yang kita miliki terlebih di saat ini era digital di mana data semakin banyak dihasilkan.
Ultach Enri, dosen Universitas Singaperbangsa Karawang menjelaskan, dari bangun tidur, kita sudah memberikan data. Ketika kita login di media sosial akan terlihat kapan saja sering menggunakan media sosial, apakah kita update status hari ini itu semua sudah data.
“Lantas data-data yang kita miliki itu, bagaimana kita menyimpan ia seperti apa keamanannya. Di mana kita menyimpannya di catatan ponsel, email atau cloud. Pernahkah terpikir bagaimana jika ada penyusup yang masuk lalu mencuri data pribadi kita?” tanyanya saat dalam webinar Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 di wilayah Kabupaten Karawang, Jawa Barat, Senin (11/10/2021).
Kita banyak memiliki aplikasi di ponsel pintar kita mulai media sosial, ecommerce dan lainnya. Semua aplikasi itu kita menyerahkan data pribadi kita secara sukarela lalu, apakah kita percaya bahwa mereka akan bisa menjaga data pribadi kita.
Menurut data dari Statista, ada sebanyak 2,79 juta aplikasi pasti di antara aplikasi itu ada yang melakukan spycam, malware atau menyebarkan virus. Sebenarnya apa dapat terjadi dengan data pribadi yang kita sudah simpan di banyak aplikasi.
Perangkat digital salah satunya yakni scamming, mengambil kontak nomor seperti saat kita ditagih ada kerabat kita yang meminjam pinjaman online. Nomor telepon kita yang sudah orang lain simpan itu bisa diambil itu juga sebagai bentuk pencurian data. Karena ketika kita itu sudah menginstal aplikasi dan sudah memberikan izin kepada pihak perusahaan pinjaman online itu untuk mengakses kontak pada perangkatnya.
“Cara kita memproteksi data pribadi kita itu salah satu caranya adalah yang ada di dengan hati-hati akan permintaan pada aplikasi. Ketika kita instal aplikasi mereka akan meminta permission, jangan kita setuju semuanya terlebih dahulu tapi kita harus melihat mana saja yang boleh diambil dari ponsel kita,” jelasnya.
Ada aplikasi yang memberi pilihan ada juga aplikasi yang tidak bisa jadi sesuai dengan ketentuan mereka apa saja yang mereka dapat akses. Tapi kalau kita bisa memilih lebih baik kita harus lebih selektif mana saja yang boleh mereka ambil dari ponsel kita.
Webinar juga menghadirkan pembicara, Tim Hendrawan (Creative Director), Dian Nurawaliah (Founder Maleeha Skincare), Nurlana Sanjaya (Relawan TIK Karawang), dan Rio Silaen sebagai Key Opinion Leader.