Dalam menangkal berita bohong yang harus dilakukan oleh para pengguna digital yaitu cermati, verifikasi, hentikan dan partisipasi.
Eunika Iona Saptaji, seorang trainer dan educator menjelaskan, cermati di sini ialah kita dapat lebih meneliti siapa yang mengirim informasi tersebut. Siapa dia? orang yang kita hormati, temankah? namun siapapun tetap informasi harus kita verifikasi.
Kita juga harus meneliti tujuan dari informasi dibuat mungkin saja untuk menipu memecah-belah menebar ketakutan menebar isu menggiring opini atau memang cari untung.
“Kita dapat merasakannya, apabila kita mendapat informasi misalnya kita langsung tiba-tiba emosi, terprovokasi itu bisa dikatakan sebagai informasi yang memang memiliki tujuan untuk menebar ketakutan atau juga menggiring opini kita,” ungkapnya saat menjadi pembicara dalam webinar Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 di wilayah Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, Sabtu (16/10/2021).
Langkah kedua, verifikasi kita mengecek beritanya dan cari sumber yang kredibel. Kita bisa menggunakan keyboard yang benar untuk mencari Apakah memang informasi yang datang ini benar adanya. Jangan lupakan sumber yang kredibel yaitu media massa terpercaya yang sudah ternama dan paling tidak terdaftar di dewan pers. Langkah selanjutnya yaitu menghentikan pendistribusiannya, jangan sampai kita membagikan ulang informasi yang kita dapatkan itu.
“Sering juga kita menulis komentar negatif pada posting-an yang cenderung provokatif. Informasi tersebut memang sengaja untuk menimbulkan sebuah pemecah belah di ruang digital. Kita jangan sampai masuk dalam tujuan mereka,” ungkapnya.
Kita juga jangan sampai membuat konten baru untuk membicarakan informasi tersebut. Membahas mengenai apa yang kita temukan walaupun itu tidak benar membuat informasi menjadi lebih dikenal.
Partisipasi yaitu mengadukan konten di aduankonten.id atau turnbackhoax.id. Kita juga bisa memblok akun tersebut jika memang postingan mereka itu mengganggu kita juga merusak kenyamanan kita di ruang digital. Jika perlu juga kita dapat mereport akun tersebut agar tidak semakin meluas pemikiran mereka yang tidak benar.
Webinar juga menghadirkan pembicara, Laura (Psikolog Klinis Dewasa), Mardiana RL (Vice Principal in Kinderhouse School), Lia D Najib (Relawan TIK Cianjur), dan Yumna Aisyah sebagai Key Opinion Leader.