Etika digital ialah bagaimana kita menggunakan internet. Perilaku kita di dunia digital itu adalah produknya kita. Kis Uriel, Self-development coach mengatakan, kalau kita marah-marah di internet berarti kita adalah orang yang tidak dapat menguasai emosi.
“Kalau kamu tiap hari curhat di internet berarti kamu memang punya masalah dalam mencari perhatian. Kalau kamu adalah orang yang suka hate speech berarti kamu juga ada masalah dengan dirimu sendiri dengan masa lalumu juga. Jadi jangan berpikir kita itu berbeda dengan yang di internet karena warganet adalah manusia,” ujar Kos di Webinar Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 di wilayah Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, Senin (18/10/2021).
Orang yang kita marahi dikomentari, mengirimi itu lalu ada yang sakit hati. Mereka manusia juga sama seperti kita jika ditegur tiba-tiba kepikiran sampai malam tidak bisa tidur.
Maka harus saling menghargai, mereka juga manusia semua yang ada di lensa kamera ini semua teman-teman itu adalah manusia yang utuh bukan robot. Berbahasa bebas tapi terbatas sama seperti di kehidupan nyata, jadi kalau kita memiliki bahasa yang sopan dan santun di ruang digital, kita berbeda dengan ratusan juta warganet.
“Singkat aja, kita harus coba selalu verifikasi setiap kali ingin berbicara, baca ulang lagi, jangan selalu semua terburu-buru. Dalam mengetik terus juga teman-teman harus memilih minimalisasi singkatan kata. Secara tulisan itu tunjukkan kalau kalau kita itu adalah orang-orang yang terpelajar yang sekolah yang kuliah terus juga kita berbahasa yang baik itu tidak harus formal. Sopan, bertutur kata tidak kasar meski tidak formal,” jelasnya.
Terlebih di teks,yang penting tanda bacanya itu baik ketika meletakkan titik komanya, itu bagus sekali. Sekalipun chat sama driver online, penjual toko di Tokopedia dan lain-lain di Shopee, berbahasalah yang baik dan benar.
Webinar juga menghadirkan pembicara, Defira Novianti Crisandy (Ketua RTIK Sukabumi), Iwan Kemriato (Founder yukbisniskost.com), Chiara Chaisman (Merchandiser Analyst), dan Diza Gondo sebagai Key Opinion Leader.