Pelecehan menjadi momok menakutkan di dunia nyata maupun digital. Bentuknya beragam, mulai dari verbal, lirikan, komen nakal hingga perundungan.
Padahal, dampaknya sangat berat terhadap korban bahkan pelaku. Para korban dapata menghilangkan diri dari dunia media sosialnya, kemudian terjadinya kecemasan.
“Kecemasan masuk dalam ketakutan yang tidak berdasar dan tidak masuk akal. Kalau semua ini tidak tertangani pada akhirnya akan mengakibatkan depresi berikutnya,” ungkap Oriza Sativa, psikolog klinis dewasa saat mengisi webinar Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 di wilayah Kabupaten Garut, Jawa Barat, Sabtu (18/10/2021).
Dampak bagi pelaku, dia menegaskan jadi tidak saja sebagai korban tetapi sebagai pelaku juga sebetulnya adalah dampak-dampaknya. Sebagai pelaku, akan membuat citra diri melekat selamanya dan sulit untuk hilang itu. Ya karena jejak digital itu sulit dihilangkan semua sepertinya demikian. Hati-hati dengan apa yang kita sampaikan di kolom komentar. Upaya yang kita dapat lakukan untuk mencegah sexual harassment ini di dunia digital mulai dari tiga elemen jiwa.
Pikiran perasaan dan tindakan dari sisi pikiran. Pelecehan seksual harus kita sampaikan di sekolah-sekolah melalui seks edukasi dini yang disampaikan oleh sekolah. Sekolah harus dapat menjelaskan, pelecehan seksual adalah tindakan hina dan tidak bertanggung jawab.
“Penjelasan yang sama, rumah kita mulai dari penanaman value atau nilai hidup itu kemudian dari sisi perasaan kita. Minta tolong kepada para selebgram maupun investor untuk menanamkan kepada netizen budaya malu dan berdosa terhadap pelecehan seksual kepada orang lain,” jelasnya.
Kita berharap dan mereka yang lakukan, budaya ini bisa merubah kebiasaan kebiasaan efisien dalam kolom komentar. Kemudian yang berikutnya dari sisi skill atau tindakan dengan pengetahuan atau landasan hukum. Misalkan harus tahu UU terkait yaitu No.19 tahun 2006 Juncto UU No. 11 tahun 2008.
Webinar juga menghadirkan pembicara, Zacky Badruddin (Founder Visquares), Stelita Marsha (Tenaga Ahli Kemendikbud), Ricco Antonius (Founder Patris Official Store), dan Gabriella Citra sebagai Key Opinion Leader.