Transformasi digital adalah integrasi teknologi digital terhadap seluruh ranah bisnis. Adanya transformasi digital menghadirkan automasi melalui artificial intelligence atau kecerdasan buatan. Hal ini akan mempercepat proses dan pertumbuhan ekonomi.
Namun, apabila kita tidak siap dalam menghadapi transformasi digital, kita akan terkena digital disruption yaitu efek yang mempengaruhi value proposition dalam sebuah teknologi ketika dia berubah. Contoh digital disruption ialah beberapa merk handphone yang dulu terkenang, tetapi sekarang hilang, seperti Nokia, Motorola dan berganti menjadi merk-merk ternama seperti Samsung, iPhone, Vivo, dan sebagainya.
“Ketika kita tidak siap dengan digital disruption yang masuk, kita akan mengalami seleksi alam dan ketinggalan zaman,” tutur Abhyani Prastika, Digital Marketer dalam webinar Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 di wilayah Kabupaten Karawang, Jawa Barat, Jumat (22/10/2021).
Adanya transformasi digital faktanya memunculkan pekerjaan-pekerjaan baru. Dalam paparan Abhy, pekerjaan-pekerjaan tersebut ialah:
- Digital Marketer
Seseorang yang bisa merencanakan dan menjalankan aktivitas marketing di dunia digital. Skill yang dibutuhkan pada pekerjaan ini ialah komunikasi, analisa tren media sosial, planning, dan strategizing.
- Content Creator
Seseorang yang memiliki kemampuan untuk memproduksi konten. Konten yang kita konsumsi di internet turut berpengaruh dalam pengambilan keputusan. Konten ini bukan hanya ada pada media sosial, tetapi juga pada situs-situs. Dalam pekerjaan ini, kita membutuhkan skill analisa tren, fotografi, copywriting, videografer, editing, dan data analis.
- Data Analyst
Seseorang yang mampu menganalisa dan memprediksi data. Untuk menjadi seorang data analyst, skill utama yang harus dibutuhkan ialah mengolah data. Di samping itu, kita perlu memiliki skill data mapping, data visualization, dan data analyst.
- UI UX Designer
Seseorang yang merancang dan mengeksekusi bagaimana aplikasi dan website terlihat dan digunakan. Dengan UIX dan UX designer, kita bisa membuat pengguna lebih nyaman saat mengakses sebuah situs atau aplikasi. Seorang UI/UX designer membutuhkan skill user empathy research dan visual communication.
“Di luar semua itu, beberapa skill utama yang perlu dimiliki adalah komunikasi, project management, agility, dan tidak merasa puas, serta terus belajar,” tutupnya.
Webinar juga menghadirkan pembicara, Muhammad Agreindra Helmiawan (RTIK Indonesia), Ryzki Hawadi (CEO & Co-Founder Attention Indonesia), Katherine (Owner Organicrush), dan Clarissa Purba sebagai Key Opinion Leader.