Ada sebuah opini dari Julie Albright mengatakan lebih dari 80% milenial sering ketiduran dengan smartphone mereka. Ketika bangun tidur juga yang dibuka ialah smartphone, melihat postingan-postingan sosial media.
Media sosial juga erat kaitannya dengan aktivitas online masyarakat dan diyakini menjadi penyebab dari perubahan perilaku dalam masyarakat kita sekarang ini. Salah satu konten yang disukai di media sosial adalah dalam bentuk meme.
Dini Turipanam Alamanda, dosen Universitas Garut mengatakan, sering kita jumpai meme tapi tidak banyak yang mencoba untuk mencari lebih lanjut mengenai meme itu sendiri. Sebetulnya, masih pro kontra kapan hadirnya meme. Sebagian besar sepakat meme di mulai tahun 1997 yang paling populer, ketika ada satu gambar dari salah satu tokoh kartun yang mengibarkan bendera Amerika. Kemudian ada tulisan itu seperti apa merujuk pada satu figur tertentu.
Diperkenalkan oleh penulis Inggris, Richard Dawkins pada tahun 1976 dalam bukunya the selfish gene. Meme adalah informasi budaya sejenis ide gagasan atau konsep jadi awalnya memang dari awal sebagai bagian dari budaya. Meme dianggap setara dengan budaya sebagai gen bagi manusia.
“Meme juga dianggap sebuah gagasan yang menular sama seperti virus yang melompat dari satu tubuh ke tubuh lainnya secara cepat. Artinya dapat berfungsi sebagai sosial kontrol jadi ada penularan sosial di situ. Pada awalnya tidak terlalu banyak, tapi kemudian ini melesat tajam pada tahun 2012,” tuturnya saat menjadi pembicara dalam webinar Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 di wilayah Kabupaten Garut, Jawa Barat, Sabtu (23/10/2021).
Meme juga sering dikaitkan dengan apa yang dinamakan dengan cybermedia. Alat atau sarana komunikasi yang menggunakan jaringan internet atau bentuk komunikasi yang ada di internet. Kemudahan penggunaan teknologi internet dengan perangkat yang mendukung menjadikan ini makin berkembang.
Orang-orang udah makin banyak punya handphone atau smartphone untuk mengaksesnya kemudian juga jaringan internet yang lebih tua saat ini. Dalam perspektif budaya siber itu merupakan uang di mana budaya yang terjadi dengan produksi atau dihasilkan kemudian disebarkan atau dideskripsikan dan dikonsumsi.
“Sebagai informasi budaya paling menyebar dan berkembang dalam bentuk gambar, kalimat grafik dan simbol lainnya. Seperti yang biasa kita kalau sama temen-temen sih kalau di grup share foto yang lucu-lucu. Kalau misalnya grup politik dengan meme politik,” jelasnya.
Dampak positif meme, mendapat hiburan yang bisa dikembangkan ke arah positif, bisa kalah fungsional gagasan yang menjual produk atau komoditi. Salah satunya adalah banyak anak muda kemudian berhasil mengelola meme yang ada di media sosial untuk menciptakan produk eye–catchy. Dapat dibaca orang-orang yang sudah paham dan terhibur dengan meme tersebut. Mereka menggunakan kaos, jaket dengan meme lucu.
Webinar juga menghadirkan pembicara, Leni Fitriani (dosen STT Garut), Nindy Tri Jayanti (Entrepreneur), Lim Saw Liang (Owner Madame Lim), dan Lady Kjaernett sebagai Key Opinion Leader.