Infobisnis.id – Di tengah optimisme pemulihan ekonomi nasional serta perkembangan penanganan pandemi
COVID-19 di Indonesia yang kian membaik pada tahun 2021 ini, PT Bursa Efek Indonesia (BEI) bersama Self-Regulatory Organization (SRO) lainnya, yaitu PT Kliring Penjaminan Efek Indonesia (KPEI), PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) dan tidak lepas dari dukungan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) sekaligus sinergi dengan stakeholders Pasar Modal Indonesia, berhasil menorehkan sejumlah pencapaian.
Pencapaian ini dimulai dengan peluncuran Klasifikasi Industri Baru atau IDX Industrial Classification (IDX-IC) sebagai acuan baru dalam mengklasifikasikan Perusahaan Tercatat di BEI, peluncuran
Whistleblowing System (WBS) sebagai sarana pelaporan informasi publik terkait indikasi tindakan yang bertentangan dengan tata kelola BEI, peluncuran IDX-MES BUMN 17 sebagai satu indeks syariah baru, hingga peluncuran notasi khusus baru, yaitu Notasi “X” untuk Efek Bersifat Ekuitas dalam Pemantauan Khusus sesuai dengan peraturan baru Bursa nomor II-S.
Pencapaian yang tak kalah bergengsi lainnya ialah BEI meraih The Best Islamic Capital Market di ajang Global Islamic Finance Awards (GIFA) 2021. Hal ini menjadikan BEI sebagai penerima penghargaan tersebut selama tiga tahun berturut-turut sejak tahun 2019.
Pada September 2021, PT BJB Sekuritas Jawa Barat telah resmi menjadi Perusahaan Efek Daerah (PED) pertama BEI dan menjadikan PT Mandiri Sekuritas sebagai Anggota Bursa Sponsor Pertama PED. Terdapat pula penyesuaian metodologi pembobotan indeks di BEI menjadi free float yang dilakukan bertahap hingga Mei 2022. Ke depannya di tahun 2022, BEI senantiasa melakukan inovasi dan pengembangan agar dapat terus meraih pencapaian.
Pada tahun 2022, BEI selaku salah satu regulator Pasar Modal Indonesia akan berfokus kepada tema pengembangan yang telah ditetapkan, yakni “Memperluas produk dan partisipan, serta meningkatkan layanan non-cash equities”.
Kegiatan tahun 2022 akan difokuskan pada perluasan produk dan layanan BEI untuk memenuhi kebutuhan pelaku di sektor jasa keuangan yang meliputi penambahan indeks acuan baru, pengayaan produk data informasi Kebursaan, enhancement pada Sistem Penyelenggara Pasar Alternatif
(SPPA) untuk mendukung pengembangan perdagangan Efek Non-Ekuitas, enhancement Taksonomi dan Sistem XBRL, pengembangan produk Derivatif dan Waran Terstruktur, enhancement Sistem e-IPO untuk mendukung proses Penawaran Umum, hingga pengembangan Papan Pemantauan Khusus sebagai bentuk
perlindungan investor.
Memperhatikan arah pengembangan pada tahun 2022 serta asumsi perkembangan penangangan pandemi COVID-19 di Indonesia, BEI mengasumsikan rata-rata nilai transaksi harian (RNTH) pada tahun 2022 mencapai Rp13,5 triliun dengan total jumlah hari Bursa sebanyak 250 hari. Selain itu, untuk target Pencatatan Efek Baru di tahun 2022 adalah 68 Efek yang terdiri dari pencatatan saham, obligasi korporasi baru, dan pencatatan efek lainnya meliputi Exchange Traded Fund (ETF), Dana Investasi Real Estate
(DIRE), serta Efek Beragun Aset (EBA). Sebagai upaya untuk mencapai target Pencatatan Efek Baru tersebut, maka akan dilakukan berbagai rangkaian kegiatan kepada Perusahaan Tercatat dan Calon Perusahaan Tercatat, meliputi peningkatan kapasitas infrastruktur di area Pencatatan Perusahaan, serta melakukan sosialisasi, one-on-one meeting, dan workshop yang saat ini telah rutin dilakukan secara virtual
melalui media daring.
Sementara itu, BEI juga secara berkesinambungan mendukung pengembangan serta kepatuhan Anggota Bursa dan Partisipan. Hal ini diwujudkan melalui kegiatan pelatihan, sosialisasi, pertemuan rutin, dukungan jasa informasi, serta dukungan teknis dalam pengembangan sistem dan layanan kebursaan. Kemudian, BEI juga terus menekankan komitmennya dalam melakukan pengembangan pasar sebagai upaya meningkatkan partisipasi investasi masyarakat di Pasar Modal Indonesia, sekaligus mengedepankan upaya perlindungan investor.
Hal ini dilakukan melalui kegiatan sosialisasi dan edukasi berkelanjutan kepada masyarakat atau calon investor serta investor secara efektif dan berkesinambungan. Selanjutnya, BEI juga senantiasa memperhatikan tren perkembangan teknologi terkini sebagai upaya dalam meningkatkan layanan kebursaan yang optimal kepada seluruh stakeholders.
Memperhatikan seluruh target dan rencana kegiatan tersebut, maka pada tahun 2022:
• Proyeksi Total Pendapatan Usaha yang akan diperoleh BEI naik Rp158,8 miliar atau 11,4 persen
menjadi Rp1,55 triliun
• Biaya Usaha BEI diproyeksikan naik Rp122,6 miliar atau 11,85 persen menjadi Rp1,16 triliun
• Laba sebelum Pajak menjadi Rp496,64 miliar dan setelah dikurangi Estimasi Beban Pajak sebesar
Rp107,07 miliar, maka perolehan Laba Bersih BEI adalah sebesar Rp389,56 miliar
• Total Aset BEI diproyeksikan sebesar Rp4,24 triliun atau naik 10,29 persen dari Rencana Kerja dan Anggaran Tahunan (RKAT) 2021-Revisi
Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa BEI Tahun 2021 dihadiri oleh 95 Pemegang Saham atau 100 persen dari jumlah pemegang saham pemilik hak suara, dan RKAT 2022 BEI sebagai satu-satunya agenda telah disetujui oleh pemegang saham.