Sebagai kreator digital ada tiga hal yang Carissa Muhammartha pelajari. Bukan soal konten yang harus dihasilkan namun mengenai beretika di media digital. Baginya saat di ruang digital, kita harus skeptis karena seringnya mendapat informasi dari banyak orang.
“Tidak perlu langsung membagikan, saya biasanya Googling ulang. Apakah menemukan informasi serupa paling tidak di tiga media nasional. Kita juga harus mindful yakni berhati hati dengan apa yang kita posting. Karena tidak semua konten itu baik untuk semua. Ketiga, saya manfaatkan dunia digital untuk terus menambah ilmu. Jadi, saya selalu belajar mengenai hal-hal baru dari dunia digital ini saya mengasah kemampuan digital apapun itu,” cerita Carissa saat menjadi Key Opinion Leader dalam webinar Gerakan Nasional Literasi Digital di wilayah Kabupaten Karawang, Jawa Barat, Rabu (27/10/2021).
Kemudian di media digital juga, menurutnya mengajarkan untuk sabar dalam menghadapi komentar buruk yang datang. Biasanya Carissa membalas dengan komentar positif, memberi emoticon love dan memberi like.
“Kalau misalkan saya sedang tidak mood. Lebih baik saya diamkan saja. Jika sudah sudah sangat mengganggu saya block atau komentarnya saya hapus,” lanjutnya.
Ia mulai membangun media sosialnya pada lima tahun lalu, Carissa mengaku hanya membagikan konten menarik, yang ia suka dan dapat meningkatkan kreativitasnya.
“Saya suka mengunggah foto yang gayanya hampir sama, secara konsisten seperti itu karena saya suka. Akhirnya terbentuklah personal branding-nya. Dia suka foto-foto pemandangan juga banyak hal-hal dari sudut yang tidak biasa. Namun di setiap fotonya itu memang menarik untuk dilihat,” jelasnya.
Webinar juga menghadirkan pembicara, Didin Miftahuddin (Founder Gmath Pro Indonesia), Nindy Tri Jayanti (Entrepreneur), Gabriella Jacqueline, (Brand Activation Lead at Startup Agritech and Entrepreneur), dan Nurlana Sanjaya (Relawan TIK Karawang).