Rekaman interaksi kita di dunia digital dan data yang tertinggal itu disebut dengan jejak digital. Dr. Frendy Winardi, founder Royals Rejuvia menjelaskan, jejak digital ini konon dapat mempengaruhi kehidupan kita di masa depan, apabila yang kita tinggalkan di masa sekarang merupakan sebuah jejak yang buruk.
Sejak itu akan menjadi pengaruh kita di masa depan karena membawa persepsi orang terhadap kita. Jejak digital ini terdiri dari jejak aktif dan jejak pasif, jejak aktif inilah yang menentukan persepsi orang di masa depan.
“Karena jejak aktif ini kita buat sendiri dan dapat dilihat oleh orang lain seperti postingan status kita, unggahan video atau foto, juga informasi yang kita bagikan ulang dari orang lain. Jangan salah komentar di akun media sosial orang lain pun menjadi jejak digital aktif kita. Orang lain dapat melihat apa yang kita katakan, yang kita komentar mengenai seseorang,” jelasnya saat menjadi pembicara dalam webinar Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 di wilayah Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, Sabtu (30/10/2021).
Cara untuk menjaga jejak digital, coba kita ketik nama kita di mesin pencarian, dan lihat apa yang akan keluar. Jejak yang keluar itu dapat kita hapus, jika memungkinkan untuk kita jaga kembali nama baik kita. Kemudian mulai dari sekarang untuk bijak dalam memposting apapun, jangan memberikan kesan positif untuk diri sendiri.
“Bahkan postingan keluhan juga dapat mencirikan sosok yang kurang positif karena tidak mencerminkan sikap optimistis,” jelasnya.
Terlebih nama kita akan tercoreng jika kita sering membagikan informasi hoaks atau membagikan posting-an akun yang sering melakukan provokasi. Usahakan kita membuat konten sendiri, hasil karya kita. Jika membagikan konten orang usahakan itu adalah konten yang inspiratif
Webinar juga menghadirkan pembicara, Littani Watimena (Brand & Communication), Geri Sugiran (Pembina Relawan TIK Sukabumi), Kis Uriel (People Development Coach), dan Inayah Chairunissa sebagai Key Opinion Leader.