Ketika kita ingin mencari sesuatu, memiliki kebutuhan untuk informasi tertentu biasanya kita masuk ke dalam mesin pencari. Mesin pencari ini sepertinya hampir ada di semua platform aplikasi, walaupun secara spesifik memang mesin pencari itu punya kesempurnaan tapi biasanya di media sosial juga ada ada menu pencariannya.
Mesin pencari atau dearch engine sendiri adalah salah satu situs yang spesifik. Bagaimana mencari, mengorganisir indeks berbagai macam konten, berbagai macam format media dari mulai teks, audio termasuk juga audio visual atau hanya berupa grafis saja.
Termasuk juga hari ini, Dudi Rustandi, dosen Telkom University mengatakan, mesin pencarian ini seperti Google bisa menjadi salah satu mesin mencari fakta. Setiap konten-konten yang kita unggah ke dalam dunia digital itu akan terindeks.
“Contohnya, saya ketika nama saya, akan muncul berbagai kata kunci yang mengumpulkan berbagai macam platform, mulai dari media jejaring sosial. Kemudian kalau ada tulisan tentang profil di Wikipedia, termasuk juga sejumlah tulisan-tulisan saya yang tersebar dibeberapa platform. Di sini ada istilah search engine result page hasil konten yang paling ketika kita mencari konten yang kita butuhkan,” ungkapnya saat mengisi webinar Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 di wilayah Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Senin (01/11/2021).
Cara mesin pencari bekerja, ada istilahnya ada istilah indexing, mesin pencari tersebut mengumpulkan beberapa kata kunci. Kemudian jika dicari atau dikait (Crawling) barulah keluar nama-nama tersebut. Biasanya sangat cepat itu dilakukan mesin pencari. Sekian detik maka akan ditemukan puluhan ribu kata kunci yang sudah tersedia.
Jenis mesin pencarian yang paling populer tentu saja Google. Google memang sangat dominan menempati hampir 88% jika dibandingkan dengan mesin pencari lainnya. Kelebihan Google sudah memberikan ratusan bahasa dalam pencarian termasuk juga jika kita mencari kata kunci bahasa daerah Indonesia. Beberapa daerah sudah sudah tersedia, bahasa Jawa, Sunda juga ada ya bahasa Melayu sudah tentu karena bahasa yang cukup besar bukan hanya di Indonesia tapi juga Malaysia, Brunei dan sebagainya.
Cara memaksimalkan pencarian di Google banyak cara yang dapat dilakukan, misalnya dengan menggunakan tanda petik gunanya untuk mencari secara tepat. jika ingin mencari frasa kalimat yang sama persis atau kalimat yang urutannya sesuai tambahkan tanda petuk di kotak pencarian. Tanda bintang (*) dapat digunakan saat kita ingin mencari sesuatu tetapi tidak ingat kata-kata secara utuh.
“Sedangkan tanda minus (-) untuk menyingkirkan hasil pencarian yang tidak diinginkan. Jika kita ingin menampilkan hasil pencarian dengan menghilangkan hasil pencarian yang tidak diinginkan misalnya kita ingin mencari sayur balado tapi tidak ingin menampilkan hasil pencarian sayur balado yang menggunakan terong maka cari pencahariannya adalah dengan mengetikan sayur balado-terong,” jelasnya.
Mencari info dari situs web tertentu, jika ingin mencari informasi dari situs tertentu Anda dapat melakukannya di kotak pencarian Google. Format pengetikan informasi yang diinginkan kemudian ketikan titik dua (:) lalu situs yang ingin dimunculkan. Jika ingin mencari sesuatu di antara dua nilai atau waktu tertentu maka dapat menggunakan titik sebanyak 2 kali (..). Misalnya kita ingin menjadi presiden Indonesia tahun 2000 sampai 2020 maka ketik presiden Indonesia 2000..2020.
Mencari hasil berdasarkan file type, ketika ingin menjadi sesuatu berdasarkan format tipe file tertentu maka dapat menggunakan perintah filetype (tipefileyangdiinginkan). Contohnya, mencari makalah tentang bakteri dengan tipe fileppt, maka ketik dalam mesin pencari: pot makalah bakteri.
Webinar juga menghadirkan pembicara, Laura Ajawaila (Psikolog), Ismita Saputri (Podcaster, Dosen), dr. Frendy Winardi (Founder Royals Rejuvia), dan Rio Silaen sebagai Key Opinion Leader.