Indonesia mendapat bonus demografi atau usia anak muda sangat banyak. Ini menjadi peluang sekaligus tantangan. Jika tidak dikelola dengan baik khususnya di ruang digital, beberapa hal yang harus dipersiapkanberkaitan dengan kecakapan, budaya kemudian etika dan keamanan digital.
Muchammad Naseer, Ketua Sekolah Tinggi Teknologi Bandung, berharap, SDM digital atau talenta digital di Indonesia semakin mumpuni. Ditambah 1-2 dekade terakhir ini mengalami disrupsi dan hiperkompetisi.
“Mungkin handphonenya dipakai untuk buka Facebook, Instagram tiba-tiba harus install Zoom tiba-tiba harus menginstal Microsoft Team, harus menginstal aplikasi-aplikasi yang yang sebelumnya itu tidak kita instal. Sehingga menuntut kita untuk berubah menjadi SDM unggul,” ujarnya saat menjadi pembicara dalam webinar Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 di wilayah Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, Senin (01/11/2021).
Parameter unggul itu banyak sekali, khususnya di media sosial. Harus paham seluk beluk dan tujuan dari media sosial itu. Facebook, kemarin banyak yang salah paham yang berubah menjadi Meta itu adalah nama perusahaannya bukan nama aplikasinya. Untuk aplikasinya tetap namanya Facebook. Tujuan Facebook give people the power to build community and bring the word closer together. Mereka berkomitmen untuk memberikan orang-orang kekuatan untuk membangun komunitas dan memberikan kedekatan secara bersama.
“Tujuan tersebut tentu akan tercapai jika kontennya positif, tetapi kalau sudah negatif dengan cara-cara yabg tidak baik. Begitu juga Instagram dan Twitter, bahkan Twitter ini juga bahkan bisa membuat keajaiban. Kemarin heboh 5 tahun tidak ditemukan tetapi 2 jam upload ke Twitter seorang anak yang hilang bisa ketemu. Hal-hal seperti ini yang menjadi kekuatan dari sosial media. Maka harus dimanfaatkan dengan baik,” tuturnya.
Terkait dengan etik, akses membawa berkat dengan hadirnya teknologi namun akses ini tidak hanya soal keahlian untuk mencari ataupun menyebarkan informasi. Tetapi terkait juga dengan aspek etika sehingga ketika seseorang memiliki tanggung jawab moral dalam penggunaan informasi semua akan berjalan sesuai fungsinya. Media sosial tidak akan dijadikan wadah untuk gibah, untuk provokasi dan hal negatif lain.
Semua pengguna media digital akan nyaman berinteraksi satu sama lain jika jauh dari hal buruk. Media sosial dapat digunakan untuk membuat komunitas, berkreasi, berkarya dan lainnya.
Webinar juga menghadirkan pembicara, Pidi Muhammad Setiadi (Dosen & Peneliti Universitas Pendidikan Indonesia), Byarlina Gyamitri (Konsultan SDM), Dedy Helsyanto (Koordinator Program Mafindo), dan Martin Kax sebagai Key Opinion Leader.