Pandemi Covid-19 membuat perubahan drastis pada kehidupan masyarakat sehari-hari. Ada yang kehilangan pekerjaan, gulung tikar, dan lain sebagainya. Pada akhirnya, banyak orang yang harus banting stir. Contohnya, sebelum pandemi kerja kantoran dan saat pandemi jadi mulai membangun usaha.
Pada era revolusi marketing 4.0, konsumen memilih produsen yang sudah go digital. Di mana dari sistem pembayarannya pun secara digital melalui e-wallet dan sejenisnya. Di era ini produsen pun tidak lagi menggunakan teknik AIDA (Aware, Interest, Desire, dan Action) untuk menarik konsumen, melainkan menggunakan teknik AISAS (Aware, Interest, Search, Action, dan Share). Follower, rating, testimonis, dan like menjadi sangat penting dalam semua aspek di dunia digita.
“Jadi kalau mau banting stir itu harus tahu bahwa enggak bisa hanya sekadar jualan. Ada hal-hal di luar itu yang harus kita pikirin. Supaya kalau orang lain yang share, mereka share hal baik tentang jualan kita,” tutur Litani B Wattimena selaku Brand & Communication Strategist saat menjadi pembicara dalam webinar Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 di Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat, Selasa (09/11/2021).
Apabila kita ingin membangun usaha di era pandemi ini, jangan asal ikut-ikutan. Temukan potensi dan kekuatan terlebih dahulu. Kemudian, cari peluangnya dan target marketnya. Lalu, lengkapi keahlian kita yang dibutuhkan untuk menjalankan usaha tersebut. Caranya, kita bisa membuat mind mapping mengenai diri kita sendiri.
Litani menyampaikan, hal tersebut bertujuan agar kita bisa menemukan satu fokus usaha untuk dikerjakan. Setelah itu, kita bisa mengasah skill-skill yang dibutuhkan untuk menunjang aktivitas tersebut, misalnya fotografi, desain, komunikasi, dan lain sebagainya.
“Digital itu telah menjadi budaya kita sehari-hari. Jadi pelajari kecakapan menggunakannya. Pahami menjaga keamanannya, dan di atas semua itu kenakan selalu etika dalam menjalaninya. Kalau kita usaha pakai etika, maka usaha kita akan lancar,” tuturnya.
Webinar juga menghadirkan pembicara, Astini Kumalasari (Udinus Semarang Travel Blogger Komite Anugerah Pesona Indonesia), Dian Swika (Praktisi Olahraga), Diana Balienda (Pengusaha – Digital Trainer), dan Clarissa Purba sebagai Key Opinion Leader.