Generasi muda sudah menjadi generasi digital karena apa yang anak muda inginkan sudah tersedia di dunia internet. Ciri masyarakat digital ialah juga ciri dari para generasi muda. Pada kehidupan digital, mereka ramai-ramai membuat akun di Facebook, Twitter, Instagram, YouTube dan lainnya. Mereka membuktikan eksistensi diri dengan banyak memiliki akun media sosial.
Media digital juga dapat digunakan oleh anak muda untuk berjejaring tanpa melupakan kewajiban mereka belajar. Sebab dengan internet mereka dapat belajar lebih luas lagi, mencari apapun ilmu yang mereka ingin tahu.
Kepala Perpustakaan SMAN 2 Kota Sukabumi, Dewi Sri Susilawati menjelaskan, generasi digital cenderung ingin memegang kontrol dan internet menawarkan kebebasan berekspresi. Contohnya kebebasan untuk berkreasi dan bergaya di TikTok membuat konten apapun sudah tidak lagi terbatas. Tidak lagi ada rasa risih karena ada tempat untuk menyalurkan kebebasan berekspresinya. Kemudian privasi, kini isi hati orang sudah dapat tercermin melalui status di media sosial. Sedang galau, jatuh cinta, pusing karena banyak tugas, kesal karena diomeli orang tua atau guru. Kita sudah bisa melihat batas privasi mulai menipis.
Generasi muda kini berarti masuk generasi digital yang sudah seharusnya memiliki literasi digital dan kecakapan digital. Literasi digital sering kita anggap sebagai menggunakan internet dan media digital.
“Padahal literasi digital adalah sebuah konsep dan bukan sekadar menitikberatkan pada kecakapan untuk menguasai teknologi saja. Seorang pengguna yang memiliki kecakapan literasi digital yang bagus itu tidak hanya mampu mengoperasikan alat melainkan juga mampu bermedia digital dengan penuh. Kemampuan menggunakan teknologi informasi untuk menemukan, mengevaluasi, memanfaatkan konten maupun informasi dengan kecakapan kognitif maupun teknikal,” ungkapnya di webinar Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 di wilayah Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Selasa (23/11/2021).
Posisi Indonesia di negara G20, pembangunan teknologi informasi dan komunikasi Indonesia tertinggal dibandingkan negara anggota G20. Kita berada pada posisi 114 atau kedua terendah setelah India. Jadi pembangunan teknologi informasi dan komunikasi belum berjalan maksimal selanjutnya dengan posisi yang berupa tantangan buat kita para pengguna internet.
Kita harus meningkatkan kecakapan digital masyarakat agar mampu menciptakan lebih banyak konten kreatif dan mendidik kemudian juga meningkatkan literasi digital untuk menyiapkan masyarakat terutama generasi muda agar menggunakan internet secara baik aman dan bertanggung jawab.
“Literasi digital yang baik itu akan mendorong manfaatkan teknologi ke arah yang positif meningkatkan produktivitas pelajaran. Meskipun, literasi langsung antara guru dan murid tidak pernah tidak pernah dapat digantikan. Tetapi pemanfaatan teknologi dengan benar itu bisa mempercepat mempercepat transformasi ini,” jelasnya.
Maka dibutuhkan literasi digital dari semua pihak baik guru dan juga siswa. Memanfaatkan teknologi untuk belajar dan juga jangan lupa para guru selalu mengupgrade kemampuan digital mereka. Sementara para generasi muda generasi digital itu dipastikan selalu update kecanggihan teknologi informasi. Diharapkan para pendidik tidak ketinggalan agar dapat menemani para siswa di ruang digital. Kemudian, literasi digital juga menyangkut perilaku dari para pengguna internet yang diharapkan dapat bijak menggunakan media digital dan selalu berperilaku baik di ruang digital.
Webinar juga menghadirkan pembicara, Dudi Rustandi (Dosen Telkom University), Dicky Renaldi (Kreator Konten Siberkreasi), Ceng Ahmad (Kepala Sekolah SMAN 2 Sukabumi), dan Clarissa Darwin sebagai Key Opinion Leader.