Jakarta, 25 Januari 2024 – Sektor minyak dan gas bumi (migas) terbukti menjadi sumber energi vital dengan kontribusi signifikan terhadap pundi-pundi kas negara. Selama 2023, Badan Layanan Umum (BLU) Migas menyumbang Rp230,4 miliar, mencapai angka tertinggi dalam 14 tahun terakhir.
Investasi migas juga meroket, naik 12% menjadi USD15,6 miliar, dengan USD13,72 miliar berasal dari sisi hulu dan USD1,88 miliar dari hilir. Investasi hulu migas melampaui target Long Term Plan dan mengungguli tren investasi Exploration & Production (E&P) Global sekitar 6,5%.
Kepala SKK Migas, Dwi Soetjipto, optimis terhadap investasi migas di Indonesia, “Kita cukup optimis dunia tertarik dengan (migas) Indonesia.”
Meskipun produksi minyak bumi belum mampu menutup kebutuhan Bahan Bakar Minyak (BBM) domestik, berbagai strategi seperti enhanching oil recovery (EOR), water flood, dan chemical diimplementasikan untuk menggenjot produksi. Penurunan produksi (decline rate) minyak berkurang menjadi 1,2%.
Lifting gas, meski meleset dari target, mengalami peningkatan dengan beroperasinya Train Tangguh 3. Proyek ini meningkatkan produksi Tangguh LNG menjadi 11,4 juta ton atau 35% dari total produksi gas nasional.
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Arifin Tasrif, menyampaikan bahwa dua penemuan cadangan gas terbesar, Geng North dan Layaran, memberi harapan baru. Penemuan ini menjadi 5 biggest discoveries pada tahun 2023, membuka peluang bagi Indonesia mencapai kepastian produksi hingga tahun 2030.