Bank Indonesia (BI) mencatat inflasi Indeks Harga Konsumen (IHK) pada Juni 2025 tetap terkendali dalam sasaran target 2,5±1%. Inflasi bulanan tercatat sebesar 0,19% (mtm), sementara secara tahunan mencapai 1,87% (yoy), menunjukkan stabilitas harga yang tetap terjaga.
Kepala Departemen Komunikasi BI, Ramdan Denny Prakoso, menjelaskan bahwa tekanan inflasi bersumber dari kelompok harga pangan bergejolak (volatile food) dan harga yang diatur pemerintah (administered prices). Menurutnya, pencapaian ini merupakan hasil sinergi antara kebijakan moneter BI dan pengendalian inflasi oleh pemerintah pusat dan daerah melalui TPIP, TPID, serta Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP).
Inflasi inti pada Juni 2025 tercatat sebesar 0,07% (mtm), sedikit menurun dibandingkan Mei 2025 yang berada di angka 0,08% (mtm). Pendorong utama inflasi inti adalah kenaikan harga emas global, meskipun ekspektasi inflasi tetap terjaga. Secara tahunan, inflasi inti tercatat 2,37% (yoy), turun dari 2,40% pada bulan sebelumnya.
Kelompok volatile food mengalami inflasi sebesar 0,77% (mtm), setelah sebelumnya mengalami deflasi 2,48% pada Mei 2025. Komoditas seperti beras, cabai rawit, dan bawang merah menjadi penyumbang utama inflasi akibat turunnya pasokan karena masa panen yang telah berakhir serta terganggunya produksi dan distribusi.
Dari sisi tahunan, kelompok volatile food mencatat inflasi 0,57% (yoy), membalikkan kondisi bulan sebelumnya yang mengalami deflasi sebesar 1,17% (yoy). Perubahan ini menunjukkan adanya tekanan harga yang meningkat di sektor pangan.
Kelompok administered prices mencatat inflasi sebesar 0,09% (mtm), berbalik dari deflasi 0,02% pada Mei. Peningkatan ini disebabkan oleh kenaikan tarif angkutan udara, bahan bakar rumah tangga, dan harga sigaret kretek mesin (SKM), seiring tingginya mobilitas libur sekolah, penyesuaian harga LPG, serta dampak lanjutan dari kenaikan cukai tembakau.
Namun secara tahunan, inflasi administered prices sedikit menurun ke level 1,34% (yoy), dari sebelumnya 1,36% (yoy) pada Mei 2025. Angka ini mencerminkan tekanan harga yang relatif stabil di segmen harga yang diatur pemerintah.
Bank Indonesia menegaskan komitmennya menjaga stabilitas harga melalui koordinasi erat dengan pemerintah dan mendorong keberlanjutan program pengendalian inflasi di berbagai daerah, terutama untuk sektor pangan yang masih menjadi kontributor utama dinamika inflasi nasional.