Kementerian Pertanian mencatat kinerja ekspor komoditas peternakan Indonesia sepanjang 2024 mencapai 1,354 miliar dolar AS atau setara Rp22 triliun. Volume ekspor pun mengalami kenaikan 4,16 persen menjadi 489,7 ribu ton dibandingkan tahun sebelumnya yang mencapai 470 ribu ton.
Salah satu komoditas yang menunjukkan lonjakan signifikan adalah unggas. Pada 2024, nilai ekspor unggas tercatat sebesar 16,8 juta dolar AS atau sekitar Rp277,2 miliar, meningkat tajam hingga 145 persen dibandingkan tahun 2023.
Direktur Hilirisasi Hasil Peternakan Ditjen Peternakan dan Kesehatan Hewan, drh. Makmun, mengungkapkan hal ini dalam pembukaan Indo Livestock ke-18 tahun 2025 di Surabaya. Ia menyebutkan bahwa surplus produksi ayam pedaging sebesar 298 ribu ton dan telur sekitar 178 ribu ton menjadi faktor utama peningkatan ekspor unggas.
Makmun memastikan bahwa ketersediaan protein hewani dari ayam dan telur saat ini tidak menjadi persoalan. Namun, masih ada tantangan besar pada pemenuhan daging sapi dan susu. Indonesia masih mengimpor sekitar 400 ribu ton daging sapi, dan produksi susu lokal baru mampu memenuhi 21 persen dari total kebutuhan 4,7 juta ton per tahun.
Meski demikian, ia menekankan pentingnya terus menjaga produktivitas dan meningkatkan daya saing peternakan nasional. Pemerintah juga terus mendorong investasi di sektor ini dengan mengusulkan 23 lokasi investasi peternakan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2025–2029 sebagai proyek strategis nasional.
Makmun mengapresiasi pelaksanaan Indo Livestock 2025 yang dinilainya mampu menjadi wadah membangun ekosistem peternakan yang kuat dan berdaulat. Selain memperkuat jaringan bisnis, acara ini juga mendorong keterlibatan multipihak, termasuk penyediaan lahan dan infrastruktur bagi investor.
Ia mengajak pelaku sektor peternakan untuk aktif mengikuti seluruh rangkaian kegiatan dalam ajang ini, termasuk seminar, diskusi, business matching, serta pameran teknologi dan produk terbaru. Menurutnya, transformasi sektor peternakan harus terus didorong melalui inovasi, keberlanjutan, dan peningkatan mutu produk.
Makmun menutup dengan pesan agar seluruh insan peternakan terus meningkatkan daya saing untuk memperkuat pasar domestik dan memperluas ekspor, guna memastikan pertumbuhan sektor peternakan nasional yang berkelanjutan.