Infobisnis — Peran profesional keuangan telah berubah drastis. Perusahaan tak lagi mencari sekadar pembuat laporan dan pengelola angka, melainkan mitra bisnis strategis yang mampu membaca arah pasar dan mendorong keputusan berbasis data.
Perubahan cepat ini menuntut para rekruter untuk segera memperbarui kriteria pencarian talenta mereka.
Permintaan terhadap profesional keuangan senior di Indonesia meroket sepanjang tahun 2025. Data dari Talentvis Consulting Indonesia menunjukkan adanya lebih dari 3.178 lowongan di sektor keuangan, di mana 23 persen (sekitar 733 posisi) berada di level senior.
Bahkan, hampir setengah dari posisi senior ini berada di tingkat Vice President, Director, atau General Manager.
Namun, Associate Director Talentvis Consulting Indonesia, Patricia Setyadjie, menyoroti adanya kesenjangan besar di pasar kerja.
“Saat ini, perusahaan tidak hanya mencari yang mampu mengelola laporan dan angka, tetapi juga yang mampu membaca arah bisnis, mengelola risiko, serta membantu organisasi mengambil keputusan berbasis data,” ujar Patricia dalam seminar “Future-Ready Careers in Finance” yang diadakan bersama CPA Australia di Jakarta dalam keterangannya, Kamis (8/10).
Patricia memperingatkan para rekruter: jika masih terpaku pada penilaian teknis akuntansi semata, mereka berisiko tinggi kehilangan kandidat potensial yang sangat dibutuhkan.
“Terdapat disconnect antara iklan lowongan, ekspektasi pengguna, proses seleksi HR, dan perilaku talenta profesional keuangan yang belum sepenuhnya sesuai kebutuhan pasar,” jelasnya.
Kompetensi yang Paling Diburu
Posisi strategis seperti CFO, Finance Director, hingga Head of Business Finance kini menuntut kombinasi langka: kemampuan teknis yang solid, pemahaman bisnis yang komprehensif, dan keahlian digital.
Kompetensi Teknis dan Digital Wajib:
- Financial modeling, budgeting, dan forecasting.
- Keahlian dalam Merger & Akuisisi (M&A) dan pendanaan.
- Kemampuan menggunakan sistem ERP (SAP/Oracle).
- Penguasaan alat analitik data seperti Power BI, Tableau, dan Python.
Keterampilan Non-Teknis yang Menentukan:
- Komunikasi strategis dan kemampuan menjelaskan angka dalam konteks bisnis.
- Manajemen lintas negara dan pelaporan multi-mata uang.
- Pemahaman mendalam tentang Environmental, Social, and Governance (ESG).
- Literasi digital dan kepemimpinan.
“Perusahaan mencari talenta profesional keuangan yang tidak hanya dapat membuat laporan, tetapi juga mampu menjelaskan angka dalam konteks strategi bisnis dan keberlanjutan perusahaan,” tambah Patricia.
Tren ini tidak hanya terjadi di Indonesia. Di negara Asia Tenggara lainnya, standar menuntut pengalaman regional dan pemahaman regulasi global yang lebih tinggi, mendorong talenta dengan exposure internasional berpotensi berkembang lebih pesat.
Kolaborasi CPA Australia x Talentvis Dorong Standar Global
Menanggapi tantangan ini, CPA Australia dan Talentvis berkolaborasi untuk membekali perusahaan dan profesional keuangan. Seminar ini bertujuan memberikan wawasan kepada rekruter dan praktisi HR tentang cara mengidentifikasi serta mengembangkan talenta future-ready.
Selvi Tanggara Sihotang, Country Manager & Chief Representative CPA Australia Indonesia, menekankan pentingnya sinergi antara dunia pendidikan, profesi, dan industri rekrutmen.
“Kami ingin membantu organisasi memahami pentingnya pembaruan keterampilan profesional keuangan, baik secara teknis maupun strategis,” ujar Selvi.
Ia juga menyoroti keunggulan pemegang sertifikasi CPA Australia, yang memiliki kompetensi global dan relevan di berbagai negara.
Dengan lebih dari 175.000 anggota global, CPA Australia secara aktif menyediakan pelatihan berkelanjutan (CPD), micro-credential, dan forum pengetahuan untuk menutup kesenjangan keterampilan di pasar kerja.












