Surabaya, 2 April 2019 – Apapun isu negatif yang tengah diangkat oleh berbagai negara Eropa terkait bisnis Kelapa Sawit, pemerintah serius melindungi kesejahteraan petani dan jutaan orang yang bergantung pada bisnis sawit ini. Bahkan kalau perlu Indonesia melakukan pemboikotan terhadap produk negara-negara Eropa yang terus menyorot isu negatif bisnis sawit.
“Apapun akan kita lakukan untuk mempertahankan kedaulatan kita, karena 18 juta orang bergantung pada industri sawit ini. Karena ini akan berdampak pada angka kemiskinan kita,” demikian janji Menteri Koordinator bidang Kemaritiman (Menko Maritim) Luhut Binsar Panjaitan, saat menjadi pembicara di depan Forum Komunikasi Asosiasi Pengusaha (Forkas) Jawa Timur di Surabaya, Sabtu (30/3) lalu.
Persoalan bisnis sawit semakin memanas sejak Uni Eropa (UE) mengumumkan tidak lagi menggunakan sawit untuk biofuel di Eropa karena masalah pencemaran lingkungan. Sebagai pemasok terbesar minyak sawit di dunia, pemerintah Indonesia menyatakan tidak tinggal diam.
Menurutnya kalau Uni Eropa mempermasalahkan dampak lingkungan hidup industri sawit di Indonesia ini, Indonesia paham dengan situasi ini. “Kita peduli juga dengan lingkungan, kita yang paling tahu apa yang terbaik untuk lingkungan hidup kita,” katanya.
Pemerintah, katanya, sedang mengkaji untuk melakukan pemboikotan terhadap beberapa produk Eropa.
Sebenarnya berbagai badan-badan internasional memuji keadaan ekonomi Indonesia yang terus mengalami perbaikan. “Efisiensi adalah kata kunci karena itu musuh kita comfort zone. Sekarang makin susah untuk bermain-main. Tapi saya yakin mereka yang tidak nyaman itu lama kelamaan akan menyesuaikan juga,” ujarnya.
Belum lama ini Luhut juga mengancam akan keluar dari Kesepakatan Paris jika UE tidak mengubah keputusannya untuk tidak memakai sawit sebagai bahan energi terbarukan di Eropa. Hermawan