Mudik sudah menjadi budaya bagi masyarakat Indonesia sejak zaman dahulu kala. Mudik menjadi waktu untuk berkumpul bersama keluarga besar dan menelurusi jejak para leluhur kita. Bersamaan itu mudik juga dijadikan waktu yang tepat untuk menikmati kembali tempat wisata dan kuliner yang lagi ngehits.
Menteri Pariwisata Arief Yahya mengatakan, mudik lebaran menjadi momentum bagi masyarakat untuk merasakan kebahagiaan sekaligus menikmati pemerataan ekonomi di daerah yang dilewati oleh para pemudik.
“Diperkirakan akan ada 30 juta orang yang menikmati mudik. Jumlah Ini tentu akan memberikan dampak positif bagi masyarakat di daerah,” kata Arief Yahya ketika buka puasa bersama dengan media dan Jumpa Pers Peluncuran #PesonaMudik2019, di gedung Sapta Pesona Jakarta, Selasa (21/5).
Arief Yahya menjelaskan, jika selama bulan Ramadhan otomatis akan ada penurunan jumlah wisatawan nusantara (wisnus) sekitar 50 persen. Tercatat rata-rata pergerakan wisnus per bulan 20 juta, tetapi saat bulan Ramadhan turun menjadi 10 juta.
Namun memasuki akhir bulan Ramdhan hingga liburan Idul Fitri, lewat budaya mudik, jumlah wisnus diperkirakan mencapai 20 juta, sehingga periode Ramadan-Lebaran bisa terjadi pergerakan 30 juta wisnus atau naik 150 persen.
Dan Bank Indonesia memperkirakan akan perputaran uang hingga Rp 200 triliun selama sebelas hari masa liburan lebaran. Terlebih perputaran uang sebanyak Itu akan langsung dinikmati oleh masyarakat di sepanjang jalur mudik termasuk di tujuan akhir para pemudik.
“Sebagian besar dampaknya ke sektor pariwsata. Karena saat mudik, orang-orang pasti berburu kuliner. Tempat wisata penuh. Saya prediksi 60-70 persen ke pariwisata,” kata Menpar.