Inflasi bahan pangan bergejolak pada Mei 2019 tembus level tertinggi sejak 2015. Meskipun demikian inflasi tersebut masih dianggap wajar dan terkendali.
Badan Pusat Statistik (BPS) mengmencatat inflasi bahan pangan bergejolak sepanjang Ramadan 2019 yang jatuh pada Mei 2019 mencapai 2,18% atau tertinggi sejak Ramadan pada Juli 2015 yang inflasinya mencapai 2,13%.
Dalam laporan yang dirilis oleh BPS, kelompok bahan pangan -seperti komoditas cabai merah dengan andil inflasi sebesar 0,10%, daging ayam ras 0,05%, bawang putih 0,05%, ikan segar 0,04% dan komoditas sayur-sayuran sebesar 0,01%- menjadi pemicu utama inflasi Mei 2019 yang mencapai 0,68%.
Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa Yunita Rusanti mengungkapkan inflasi di bahan pangan secara umum sebenarnya masih terkendali. “Mudah-mudahan di bulan Juni ini semuanya kembali normal,” kata Yunita di kantor BPS Senin (10/09).
Lonjakan inflasi pada bahan pangan disebabkan oleh kenaikan permintaan akibat faktor musiman, yakni Ramadan dan Lebaran. Yunita menegaskan faktor momen Ramadan yang berlangsung pada satu bulan penuh turut berpengaruh.
Biasanya, rentang waktu Ramadan terbagi di antara dua bulan sehingga kenaikan laju inflasinya tidak menumpuk pada satu bulan. “Ini puasanya awal Mei, sedangkan Lebaran di awal Juni.”