Pariwisata Indonesia butuh sumber daya manusia yang unggul di bidang Pariwisata. Karena itu Kemenpar dan kemendikbud sinergi untuk siapkan program tersebut.
Kementerian Pariwisata (Kemenpar) menyiapkan sejumlah program untuk menciptakan Sumber Daya Manusia (SDM) unggul di bidang pariwisata. Program tersebut disinergikan dengan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud)/ Kemendikti serta industri pariwisata sehingga para lulusan mudah terserap oleh pasar di dalam negeri maupun mancanegara.
“Program konkrit di antaranya One GM One SMK sebagai wujud sinergi antara Kemenpar dan Kemendikbud dengan industri pariwisata dalam mencetak para lulusan SMK Pariwisata mudah terserap oleh industri pariwisata,” kata Deputi Bidang Pengembangan Industri dan Kelembagaan (BPIK) Kemenpar Ni Wayan Giri Adyani dalam siaran pers yang diterima infobisnis.
“Kemenpar telah mengimplementasikan program SDM unggul di bidang pariwisata yang dikenal dengan 3C yaitu Curriculum, Certification, dan Center of Excellence,” kata Ni Wayan Giri Adyani disaat membuka sekaligus menjadi keynote speech dalam Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Pariwisata Tahun 2019 yang berlangsung di Grand Sahid Jaya, Jakarta, Rabu (16/10)
Deputi BPIK Ni Wayan Giri Adyani didampingi Asdep Bidang Pengembangan SDM Pariwisata dan Hubungan Antarlembaga Kemenpar Wisnu Bawa Tarunajaya menegaskan, program menciptakan SDM unggul melalui pendidikan vokasi menjadi perhatian Presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam lima tahun ke depan.
Untuk curriculum peningkatan SDM pariwisata mengacu pada standar global baik dari sisi lulusan, dosen, dan institusinya. Standar internasional kurikulum tersebut mengacu pada Tedqual Certification dari UNWTO. Sedangkan program Certification para lulusan sekolah SMK Pariwisata dan perguruan tinggi pariwisata harus 100 persen mendapatkan sertifikasi MRA-TP (Mutual Recognition Arrangement For Tourism Professional) agar mudah diterima di pasar tenaga kerja regional tingkat ASEAN.
Di kalangan dosen dilakukan sertifikasi sebagai CHE (Certified of Hospitality Educator), sedangkan sertifikasi untuk institusi pendidikan pariwisata menggunakan Center for World University Ranking (CWUR) untuk program studi hospitality, leisure, serta sport dan tourism.
“Menteri Pariwisata Arief Yahya selalu menekankan agar anak-anak kita di sekolah dan perguruan tinggi dididik oleh para profesional terbaik dengan harapan agar Indonesia memiliki lulusan yang memiliki keterampilan unggul dan banyak dibutuhkan oleh stakeholders,” kata Ni Wayan Giri Adyani.
Keterampilan di bidang informasi teknologi (IT) di era industri 4.0 juga disiapkan dalam program Wonderful Indonesia Digital Tourism (WIDT) 4.0. Secara khusus WIDT 4.0. dibahas dalam Rakornas yang menghasilkan 6 program inisiatif yakni program pemetaan digital “maturity” dalam industri pariwisata di Indonesia meliputi program pemetaan kompetensi, kurikulum, metode pembelajaran, dan sertifikasi WIDT 4.0.
Selain itu program kerja sama link & match antara Perguruan Tinggi Negeri Pariwisata (PTNP) dan industri di bidang pengembangan kompetensi digital, program pengembangan dan pembinaan SDM desa wisata dengan PTNP, dan program kerja sama pengembangan start up pariwisata dan industri kreatif di berbagai destinasi wisata. Kemudian program pengembangan dan pelatihan WIDI (Wonderful Indonesia Digital) Champion.
Rakornas diikuti sekitar 400 peserta dari kementerian (Kemenpar, Kemdikbud, dan Kemendagri), lembaga (Badan Nasional Sertifikasi Profesi/BNSP), Asosiasi Pariwisata (PHRI, ASITA, IHGM, IHGMA), serta perwakilan SMK Pariwisata se-Indonesia terakreditasi A, SMK Pariwisata Revitalisasi, SMK Pariwisata yang memiliki LSP-P1, serta SMK Pariwisata mewakili Provinsi dari seluruh Indonesia.