Kesatuan Nelayan Tradisional Indonesia (KNTI) menilai perjanjian perdagangan bebas atau free trade agreements (FTA) dengan sejumlah negara belum memberikan keuntungan bagi nelayan tradisional.
“Perjanjian perdagangan bebas belum ada yang bisa berikan keuntungan nelayan tradisional. Perdagangan bebas, akan memudahkan impor ikan masuk ke Indonesia, akhirnya menahan produksi nelayan,” ujar Ketua Harian KNTI Marthin Hadiwinata dalam konferensi pers Koalisi Masyarakat Sipil untuk keadilan ekonomi di Jakarta, Jumat.
Ia mengharapkan DPR dapat bersikap proaktif dalam mengawasi berbagai perjanjian internasional, yang didalamnya terdapat poin-poin investasi di kawasan pesisir dan pulau-pulau kecil yang menyangkut nelayan.
Ia menambahkan adanya perundingan Kemitraan Ekonomi Komprehensif Regional atau Regional Comprehensive Economic Patnership (RCEP) yang mungkin diselesaikan pada November 2019 juga dapat menambah ancaman bagi nelayan tradisional.
Menurut dia, RCEP dapat membuat jutaan nelayan tradisional di Indonesia harus bersaing dengan kapal-kapal besar asing.
“RCEP akan membuat Indonesia menjadi wajib membuka sumber dayanya untuk dieksploitasi negara lain. RCEP tidak akan memberikan keuntungan bagi nelayan tradisional” katanya.
Epung/AN