Perusahaan minyak Saudi Aramco akan menawarkan saham perdana atau initial public offering (IPO) di pasar utama Tadawul (Saudi Stock Exchange).
Perusahaan BUMN milik Saudi Arabia yang bergerak di sektor migas ini berpotensi memiliki nilai 1,7 triliun dolar As untuk 100 persen sahamnya.
Namun, Amin H. Nasser, selaku President and Chief Executive Officer Saudi Aramco belum menyebutkan secara resmi berapa besar angka nilai saham Saudi Aramco di Saudi Stock Exchange.
Dengan perkiraan valuasi nilai tersebut maka Saudi Aramco bisa menjadi yang terbesar di dunia.
Saudi Aramco sendiri juga memiliki kaitan erat dengan BUMN migas di Indonesia, yaitu kerja sama dengan Pertamina. Hubungan kedua BUMN antar negara tersebut saat ini tengah mengembangkan kilang pengolahan minyak di Cilacap, Jawa Tengah.
Menteri BUMN Erick Thohir sebelumnya menyebut keputusan terkait valuasi proyek kerja sama Pertamina dengan Saudi Aramco untuk pengembangan kilang pengolahan minyak di Cilacap, akan terus didorong agar bisa rampung paling lambat akhir tahun ini.
“Kami upayakan tahun ini kalau bisa sudah ada kesepakatan ‘agreement’-nya. Ini sedang kami ‘push’ (dorong),” kata Erick.