Infobisnis.id – Kawan-kawan Media, Kawan-kawan Serikat, Kawan-kawan Federasi, Kawan-kawan Konfederasi serta Seluruh Rakyat Indonesia, Salam Sejahtera dan Salam Perjuangan untuk kita semua.
“Kami Dewan Pengurus Serikat Pekerja Niaga, Bank, Jasa dan Asuransi (NIBA) AJB Bumiputera 1912, sebagai satu-satunya wadah organisasi Serikat yang ada di Bumiputera, mencoba berbagi pengalaman dan cerita tentang perusahaan tercinta ini”, ujar Rizky Yudha P, Ketua Umum.
SP NIBA AJB Bumiputera 1912 beranggotakan 1.900 pekerja, sudah berusia 44 tahun dan selalu hadir menjadi tulang punggung dan mewarnai tumbuh kembangnya satu-satunya perusahaan swasta nasional yang berbentuk Usaha Bersama atau Mutual ini.
“Serikat Pekerja Bumiputera, salah satu Serikat Pekerja yang merupakan anggota dari Federasi Serikat Pekerja Niaga, Bank, Jasa dan Asuransi (FSP NIBA), merupakan organisasi yang didirikan oleh Pekerja Bumiputera sejak puluhan tahun silam (1975) dan memiliki sejarah panjang dalam menjaga eksistensi Bumiputera sebagai entitas usaha yang berusia lebih dari 100 tahun. Pasang surut perusahaan tentunya menjadi perhatian SP Bumiputera agar terus mampu eksis di industri keuangan yang semakin ketat persaingannya.
Karena menjadi bagian dari FSP NIBA, maka otomatis merupakan bagian dari Konfederasi, yaitu Konfederasi Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (KSPSI) yang saat ini dipimpin oleh Ketua Umum Bapak Yorrys Raweyai. Oleh karena itu sebagai bagian terpenting dari perjalanan sejarah Bumiputera, SP Bumiputera perlu terus melakukan gerakan-gerakan positif bagi eksistensi perusahaan dan tentunya meningkatkan kemaslahatan bagi Pekerja anggotanya”, jelas Bibit Gunawan, Ketua Umum FSP NIBA KSPSI.
Aset Bangsa
AJB Bumiputera 1912 adalah aset bangsa Indonesia, perusahaan alat perjuangan yang bergerak di bidang asuransi jiwa mutual nasional, dimiliki para pemegang polis bangsa Indonesia yang mendedikasikan terwujudnya tujuan serta cita cita masyarakat Indonesia sejahtera.
Didirikan oleh 3 (tiga) orang guru yang juga tokoh pergerakan nasional (Mas Ngabehi Dwidjosewojo, Mas Karto Hadi Karto Soebroto, Mas Adimidjojo). Berdiri dalam suasana keprihatinan tanggal 12 Februari 1912 di Magelang dengan nama Onderlinge Levensverzekring Maatschappij PGHB (OLMij. PGHB).
Perusahaan berdiri tanpa modal dan Pemerintah Belanda menaruh simpati menumbuhkan kepercayaan dengan persetujuan membantu subsidi f. 300 (300 gulden) setiap bulan terhitung mulai 1 Oktober 1913 selama 10 tahun (sampai dengan Oktober 1923).
Republik Memanggil
Rum kuncara ruming bangsa dumuning haning luhuring budaya. Keharuman dan kebesaran suatu bangsa terletak di keluhuran budayanya (Pakubuwono X/Susuhunan Keraton Surakarta Hadiningrat/Pahlawan Pergerakan Nasional) atau istilah Jasmerah – Jangan sekali-sekali melupakan sejarah (Presiden Soekarno), perlu kita camkan baik-baik.
Dalam sebuah kesempatan, sekitar satu dasawarsa yang lalu, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menyematkan penganugerahan gelar kepada tujuh Pahlawan Nasional dan 11 Tanda Kehormatan RI di Istana Negara Jakarta, salah satunya adalah I Gusti Ketut Pudja.
I Gusti Ketut Pudja-Anggota Direksi Pembina dan Komisaris yang memulai karier di Bumiputera tahun 1959, merupakan salah satu anggota Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI). Dia mewakili Sunda Kecil (Bali dan Nusa Tenggara). Pudja ikut hadir di Rumah Laksamana Maeda, 16 Agustus 1945 saat persiapan kemerdekaan RI. Kemudian dia diangkat Soekarno menjadi Gubernur Sunda Kecil.
Saat itu walau Jepang sudah menyerah, tetap saja mereka masih berkuasa di sejumlah daerah di Bali. Pudja sempat ditangkap tentara Jepang saat para pemuda gagal melucuti senjata Jepang akhir tahun 1945. Pudja juga ditugasi Soekarno menjadi pejabat di Departemen Dalam Negeri.
Bumiputera yang lekat dengan tokoh-tokoh perjuangan juga nampak dari sejumlah nama yang pernah berkecimpung langsung di perusahaan ini atau yang menjadikan dirinya bagian dari perusahaan. Seperti;
No Nama Jabatan di Pemerintah Jabatan di Bumiputera
1 R.M. Notohamiprodjo, Menteri Muda Keuangan Kabinet Kerja I, Menteri Keuangan Kabinet Kerja II, Wakil Menteri Pertama Kordinator Bid. Keuangan, Merangkap Menteri Urusan Perdagangan, Pembiayaan, dan Pengawasan (P3), Kabinet Kerja III, Menteri Urusan Pendapatan, Pembiayaan, dan Pengawasan, Kabinet Kerja IV, Menteri Penasihat Presiden untuk Pengerahan Dana dan Kekuatan, Kabinet Dwikora II, Presiden Direktur
2 Sutjipto S. Amidharmo Menteri Urusan Perasuransian Kabinet Dwikora II Direktur Pembina
3 Dr. R. Soetomo Pendiri Budi Utomo Penasehat Medis dan Komisaris
4 I Gusti Ketut Pudja Anggota BPUPKI, Gubernur Sunda Kecil Direktur Pembina
5 DR. Soekiman Wirjosandjojo Perdana Menteri RI 1951-1952 Komisaris
6 Soekardjo Wirjopranoto Pejabat di Pemerintahan & Duta Besar RI Komisaris
7 MR. Djody Gondokoesoemo Menteri Kehakiman RI 1953-1955 Komisaris
8 MR. R.M. Soemanang Menteri Perekonomian RI, Kabinet Wilopo 1952-1953 Direktur Eksekutif International Monetary Funds (IMF) 1962 Komisaris
9 Sri Sultan Hamengkubuwono IX Wakil Presiden RI Raja Kesultanan Yogyakarta. Pelindung Bumiputera
10 MR. Tandiono Manoe Menteri Perdagangan & Perindustrian RIS, 1950 Komisaris
11 Sri Mangkunegoro VII Raja Kesultanan Surakarta Pelindung Bumiputera
12 I.K. Suprakto Wakil Ketua Dewan Pertimbangan Agung, 1993 Direktur Utama
Sebagai catatan, Kementrian Keuangan Republik Indonesia, mendedikasikan salah satu gedung kantor pusatnya di bilangan Lapangan Banteng sesuai dengan nama Presiden Direktur Bumiputera terdahulu yakni R.M. Notohamiprodjo, dikarenakan dedikasi beliau di bidang keuangan dan sumbangsihnya kepada negara.
Ketika Pemerintah Republik Indonesia membutuhkan kader untuk jabatan strategis, Bumiputera yang memang perusahaan Nasionalis, siap memberikan kader terbaiknya bagi bangsa. Ketika Republik memanggil Bumiputera menjawab.
Komitmen Pembayaran Klaim & Pengakuan Masyarakat
Bumiputera pada tahun 2018 telah membayarkan klaim kepada Pemegang Polis dengan total sekitar Rp. 3,9 Triliun dan di tahun 2019 sampai dengan September 2019 total sekitar Rp. 2,1 Triliun, dan selanjutnya tetap berkomitmen menyelesaikan klaim kepada Pemegang Polis.
Dengan 4 Juta Orang Pemegang Polis yang tersebar di seluruh Indonesia, maka Bumiputera merupakan salah satu perusahaan asuransi jiwa nasional yang terbesar dan terus hadir di tengah persaingan dengan perusahaan swasta, BUMN dan swasta asing lainnya selama 107 tahun.
Sepanjang 25 tahun atau seperempat abad kebelakang, Bumiputera telah membayarkan klaim sebesar Rp 76, 5 Triliun kepada pemegang polis dan menghimpun premi sebesar Rp 89 Triliun.
Sepanjang beroperasi lebih dari 1 abad di Negeri ini, Bumiputera telah mendapatkan puluhan penghargaan bergengsi dari berbagai pihak, seperti ; Top Brand Award (Kategori Life Insurance) lebih dari 10 tahun, Top Agent Award (TAA) dari Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI) setiap tahunnya, Superbrand (Kategori Insurance), Indonesia Insurance Consumer Choice Award, Indonesia Digital Popular Brand Award, Unit Link Award dan lain-lain
Serikat Pekerja NIBA AJB Bumiputera 1912 dengan 1.900 anggota dan bersama 10.000 agen yang tersebar di Kantor Pusat dan 308 Cabang, berkomitmen mengimplementasikan kebersamaan yang tulus melayani seluruh Pemegang Polis dengan sebaik-baiknya, dengan berkordinasi dengan seluruh pihak terkait, termasuk penjadwalan klaim dan realisasinya.
“Kami menyampaikan permohonan maaf sebesar–besarnya atas keterlambatan dalam pembayaran klaim serta terimakasih atas kesabaran ibu–bapak Pemegang Polis, In Syaa Allah SP akan menjaga komitmen perusahaan”, ucap Rizky.
“Perkembangan kondisi AJB Bumiputera 1912 saat ini tentunya menjadi keprihatinan kami selaku Pekerja yang telah mengabdikan hidupnya, dan sebagai Perusahaan Perjuangan dan bagian dari sejarah panjang Bangsa Indonesia di industri perasuransian, seharusnya Bumiputera menjadi keprihatinan Pemerintah.
Bukan tidak mungkin segala sesuatu jika dipelihara dengan baik akan menjadi sesuatu yang baik jua, begitu halnya dengan AJB Bumiputera 1912 yang membutuhkan dukungan semua pihak, bersama-sama Pemerintah, DPR juga Regulator dan seluruh Pemangku Kepentingan di internal Perusahaan untuk bercermin menghayati sejarah panjang AJB Bumiputera 1912, sehingga bersama-sama memberikan konsentrasi lebih, guna mengatasi persoalan AJB Bumiputera 1912 agar tidak berlarut-larut”, pungkas Rizky.
DPP SP NIBA AJB Bumiputera 1912