Volume ekspor kopi Sumatera Utara hingga Oktober 2019 masih meningkat dibandingkan periode sama 2018 atau mencapai 55.561 ton, meski harga jual berfluktuasi.
“Peningkatan ekspor terjadi untuk jenis kopi arabika, sedangkan robusta turun. Meski robusta turun, tetapi secara keseluruhan terjadi peningkatan ekspor,” ujar Ketua Asosiasi Eksportir Kopi Indonensia (AEKI) Sumut, Saidul Alam di Medan, Rabu.
Menurut dia, volume ekspor kopi arabika Sumut selama Januari – Oktober 2019 naik 5.203 ton dari periode sama 2018 yang sejumlah 49.552 ton.
Adapun volume ekspor kopi robusta turun sebesar 1.397 ton dari periode sama 2018 yang sebanyak 2.202 ton.
“Secara keseluruhan volume ekspor kopi Sumut hingga Oktober yang sebesar 55.561 ton itu masih naik dari periode sama 2018 yang 51.755 ton,” ujarnya.
Menurut Saidul, harga ekspor kopi masih berfluktuasi dampak krisis global yang masih dirasakan. Dalam pekan ini, harga ekspor kopi sekitar 4,8 – 5 dolar AS per kilogram dengan harga di pasar lokal sekitar Rp52.000 – Rp54.000 per kg untuk kualitas asalan.
“Harga masih terus berfluktuasi sehingga eksportir juga berhati – hati meski tren permintaan menguat,” katanya.