Badan Pusat Statistik merilis ekspor dua komoditas andalan Sumatrea Selatan, yakni karet dan bubur kayu/pulp, tercatat anjlok pada November 2019 sehingga berpengaruh terhadap penurunan nilai total ekspor provinsi itu.
Nilai ekspor karet pada November 2019 sebanyak 83,86 juta dolar AS atau turun sebesar 10,35 persen dibanding bulan sebelumnya yang mencapai 93,55 juta dolar AS.
Sementara untuk komoditas bubur kayu/pulp malah anjlok lebih dalam hampir 30 persen dari semula 137,54 juta dolar AS menjadi 97,02 juta dolar AS.
Kepala BPS Sumsel Endang Tri Wahyuningsih di Palembang, Senin, mengatakan, penurunan ekspor karet dan bubur kayu tidak terlepas dari kondisi global, terutama adanya perang dagang antara China dan Amerika Serikat.
“Trade war itu berpengaruh karena ekspor bubur kayu terbesar ke Tiongkok sementara ekspor karet ada di AS,” kata dia.
Endang memerinci ekspor karet ke Tiongkok mencapai hingga 86,01 juta dolar AS, sementara sisanya dikirim ke Bangladesh dan Korea.
Sementara untuk karet, AS menjadi pasar utama dengan nilai ekspor mencapai 22,32 juta dolar AS dan sisanya ditujukan untuk pasar China serta Jepang.
Dia menambahkan kedua komoditas itu berkontribusi lebih dari separuh nilai ekspor nonmigas Sumsel yang mencapai 301,82 juta dolar AS, yang mana bubur kayu/pulp memiliki share ekspor sebesar 32,1 persen dan karet dengan share 27,78 persen.