Infobisnis.id – Samsung Electronics Co., Ltd. menyajikan sebuah era pengalaman, “Age of Experience” pada pembukaan acara CES di Las Vegas, New York, Amerika Serikat.
President dan CEO Samsung Consumer Electronics, H.S. Kim selaku pembicara, mengumumkan satu dekade inovasi yang berpusat pada manusia, yang secara mulus memadukan hardware dan software untuk menciptakan pengalaman personal yang menjadikan hidup lebih nyaman, lebih menyenangkan, dan lebih bermakna.
‘Age of Experience’ akan mentransformasi cara kita merawat diri sendiri dan keluarga kita, bagaimana kita dapat menyesuaikan rumah yang kita tinggal untuk memenuhi kebutuhan individual, dan bagaimana kita dapat membangun kota yang lebih aman, lebih pintar secara berkelanjutan.
Melalui pameran berbagai teknologi maju pada robot pintar, AI, 5G dan edge computing, Samsung menawarkan gambaran akan masa depan yang sudah mendekat, dimana teknologi ini akan bersatu untuk menawarkan pengalaman konsumen yang lebih kaya dan adaptif.
“Di masa ‘age of experience’, kita perlu memikirkan ulang akan ruang yang kita miliki untuk mengakomodir perbedaan dan perkembangan gaya hidup,” jelas H.S. Kim, President dan CEO Consumer Electronics Division, Samsung Electronics.
“Yang menjadikan pendekatan Samsung unik adalah fakta bahwa filosofi kami sangat jelas dalam membangun inovasi yang berpusat pada manusia. Kami menciptakan solusi permasalahan dan memajukan kehidupan masyarakat,” tambahnya.
Personal Care yang Lebih Maju
Inti dari visi inovasi Samsung yang berpusat pada manusia adalah personal care, meningkatnya kesehatan dan kesejahteraan konsumen dengan memenuhi kebutuhan individual.
Pada sambutannya, H.S Kim mengungkapkan visi Samsung akan robot sebagai ‘teman hidup’ dan memperkenalkan Ballie, robot kecil yang bergulir dan mampu memahami, mendukung, dan bereaksi pada kebutuhan pengguna dengan aktif membantu di dalam rumah.
Sebastian Seung, Executive Vice President dan Chief Research Scientist Samsung Electronics menjelaskan bahwa kemampuan On-Device AI milik Ballie memungkinkannya untuk menjadi asisten kesehatan dan juga mobile interface yang mencarikan solusi bagi kebutuhan individu yang berubah secara dinamis.
Ballie melakukan seluruh hal tersebut sambil tetap menjaga ketat standar privasi dan perlindungan data.
“Kami percaya bahwa AI adalah masa depan bagi personal care,” sebut Dr. Seung. “Kami melihat bahwa on-device AI menjadi pusat pengalaman personal yang nyata. On-device AI memberikan kontrol akan informasi data pribadi dan melindungi privasi, serta tetap memberikan kekuatan layanan yang terpersonalisasi,” tambahnya.
Samsung juga menampilkan solusi kesehatan canggih dan disesuaikan per individu. Sebagai contoh, perusahaan telah berkolaborasi dengan Kaiser Permanente untuk membangun solusi rehabilitasi jantung virtual yang dapat digunakan di rumah, yang dipasangkan dengan Samsung Smartwatch melalui smartphone dengan menggunakan Bluetooth.
Aplikasi Samsung HeartWise mengirimkan peringatan pada pasien untuk berolahraga, mengumpulkan data aktivitas, dan terus menampilkan detak jantung pasien selama latihan berlangsung.
Data ini secara otomatis dikirimkan melalui smartphone pada grafik pasien, sehingga petugas klinis, manager kasus dan terapis fisik dapat melacak perkembangan pasien dan bekerjasama dengan tepat.
Program tersebut memungkinkan pengguna untuk berpartisipasi dalam rehabilitasi jantung di rumah, tanpa menghabiskan waktu diluar kehidupan sehari-hari untuk pergi ke rumah sakit atau klinik medis.
Hasil positif dari program rehabilitasi jantung berbasis di rumah dipublikasikan di New England Journal of Medicine (NEJM) Catalyst tahun lalu. Kedepannya, Samsung akan terus mengembangkan solusi kesehatan yang mengutamakan manusia yang melayani kebutuhan unik setiap penggunanya.
Rumah yang Disesuaikan untuk Anda
Samsung juga menawarkan gambaran akan rumah masa depan. Federico Casalegno, Chief Design Innovation Officer Samsung Design Innovation Center menyatakan bahwa sebuah rumah akan mampu
menawarkan pengalaman unik dan imersif dengan inovasi canggih seperti AI, sensor dan analisis data: “Sebagai organisme hidup, rumah yang cerdas akan menjadi ruang yang benar-benar personal, merancang pengalaman bagi setiap orang, berdasar kebutuhan personal.”
Dr. Casalegno menyorot bahwa batasan ruang antara dunia fisik dan digital telah bercampur dan mentransformasi ruang kehidupan ke dalam ruang pengalaman yang dicocokkan dengan kebutuhan
individu, seperti galeri seni, studio yoga, atau bentuk ruang lainnya yang dapat dibayangkan pengguna.
Berbaurnya dua dunia tersebut akan mentransformasi rumah dalam decade selanjutnya, menurut Dr. Casalegno. Ia memimpin demonstrasi imersif yang pertama kali melibatkan teknologi Samsung GEMS (Gait Enhancing & Motivating System).
Demonstrasi tersebut menunjukkan cara konsumen dapat menggunakan kacamata AR untuk berlatih bersama pelatih pribadi virtual, mendaki gunung atau berjalan di bawah air, cukup dari nyamannya ruang keluarga di rumah, sementara GEMS mengumpulkan dan menganalisa hasil untuk memberikan rekomendasi aktivitas personal.
Samsung juga menunjukkan bagaimana sebuah ruangan bertransformasi bersama layar seperti layar MicroLED, konvergensi dari software, AI, Iot dan hardware.
“Layar bukanlah sebuah produk, ia adalah jendela dunia, memungkinkan pengguna untuk secara instan terkoneksi dengan orang terkasih dan sahabat seolah mereka ada dalam ruangan yang sama,” sebut Dr. Casalegno, menekankan bahwa ruang cerdas dapat memberikan pengalaman tak terbatas.
“Masyarakat dapat melihat dan mengalami hampir semuanya di dunia dan bahkan dunia yang tidak kita ketahui melalui layar,” tambahnya.
Samsung turut membahas evolusi perjalanan kuliner modern, dimana alat rumah tangga dapat menjadi partner memasak – sebagai chef pribadi, ahli gizi, dan asisten belanja, semuanya menjadi satu.
Teknologi inovatif dan pintar dapat mengkustom seluruh pengalaman makanan bagi konsumen – mulai dari saran resep hingga perencanaan sajian berdasar preferensi personal dan bahan yang dimiliki, untuk sesi belanja pangan yang lancar, pengiriman dan sesi memasak.
Perusahaan juga menyoroti area tumbuh untuk kebun yang dapat menghasilkan di rumah, serta Bot Chef, robot asisten yang membantu mempersiapkan makanan.
Kehidupan Urban yang Lebih Aman dan Berkelanjutan di Kota-Kota Cerdas Menunjuk pada peningkatan urbanisasi global, Samsung menguraikan visi kota cerdasnya, dimana sistem cerdas yang diaktifkan oleh perangkat, platform, dan data yang cerdas, akan membuat kehidupan kota lebih aman dan lebih mudah.
Emily Becher, Senior Vice President and Head of Samsung NEXT Global, mengatakan, “Kami memiliki alat dan pengetahuan untuk menciptakan sistem cerdas yang membuat kehidupan di kota lebih menarik, aman, dan efisien – sehingga anak-anak kami, dan anak-anak mereka setelah itu dapat mencintai kehidupan di kota mereka seperti yang kita lakukan hari ini”.
Emily menambahkan, “Kota pintar yang memanfaatkan AI, IoT dan 5G akan mengubah cara kita berinteraksi dengan lingkungan sekitar menggunakan cara yang memaksimalkan kenyamanan dan kebahagiaan”.
Dengan teknologi IoT yang telah memperluas jangkauannya selain di dalam rumah ke semua jenis bangunan, visi inti Samsung terletak pada penghematan energi, pengurangan emisi dan membantu mencapai kesinambungan seiring pertambahan populasi.
Bangunan cerdas juga akan membuat hidup lebih terhubung dan nyaman. Misalnya, penghuni gedung cerdas akan dapat memanggil elevator, mematikan lampu, mengelola pengiriman, atau memeriksa tempat parkir dengan sentuhan sederhana atau perintah suara.
Peralatan cerdas yang dipasang di gedung cerdas akan meminta perbaikan dan mengatasi masalah sebelum penghuni memperhatikan masalah tersebut.
Dalam mewujudkan tujuan menciptakan kota pintar dengan bangunan cerdas, Samsung menekankan pentingnya kolaborasi terbuka. Perusahaan berupaya membangun kemitraan dengan para pembangun dan manajer properti seperti Greystar Real Estate Partners, pengembang real estat global terkemuka yang berbasis di A.S., yang akan menyusun solusi pembangunan cerdas.
“Dengan bangunan cerdas, pengalaman penghuni akan menjadi lebih pintar, lebih efisien, lebih efektif, sehingga mereka menggunakan lebih sedikit energi,” kata Bob Faith, Chairman and CEO of Greystar.
“Samsung memiliki kemampuan untuk menyatukan semua teknologi, dan bahwa konvergensi teknologi di satu tempat benar-benar penting”.
Samsung juga menunjukkan bagaimana kombinasi 5G, edge computing, dan AI akan mengubah pengalaman transportasi perkotaan.
Becher berbagi visi perusahaan untuk memimpin era baru kendaraan, dengan teknologi 5G memungkinkan komunikasi Vehicle-to-Everything, yang akan menghubungkan mobil dengan mulus ke seluruh kota.
Becher menambahkan bahwa kota pintar yang dikombinasikan dengan 5G akan dapat memberikan pengalaman yang tak terbayangkan beberapa tahun yang lalu bagi masyarakat.
Dia mencatat, “Koneksi digital yang lebih cepat dan lebih mudah satu sama lain akan memperkuat rasa pada komunitas kita dan menciptakan bentuk interaksi yang sama sekali baru”.
Membangun Tempat yang Lebih Baik untuk Semua
Mengakhiri pidato utama CES 2020-nya, H.S. Kim menekankan bahwa perusahaan fokus pada penggunaan teknologi untuk menciptakan tempat yang lebih baik untuk semua. Dia menyoroti tiga bidang utama yang penting bagi perusahaan ke depan: keamanan dan privasi, teknologi untuk kebaikan, dan CSR.
Kim menjelaskan, sebagai pemimpin industri, komitmen perusahaan terhadap keamanan data dan privasi pribadi tidak akan goyah, dan bahwa perlindungan keamanan dan privasi akan menjadi prioritas utama seiring kemajuan teknologi.
Dia menyatakan, hal yang paling penting adalah membuat orang mampu mengendalikan informasi mereka, “Samsung tidak akan pernah membagikan data Anda dengan pihak ketiga tanpa persetujuan sebelumnya dan persetujuan langsung dari Anda.”
Dia lebih jauh menekankan bahwa Samsung Knox, platform keamanan tingkat pertahanan perusahaan, akan terus berkembang untuk melindungi beragam perangkat Samsung yang berkembang — dari perangkat seluler dan TV hingga peralatan rumah tangga dan banyak lagi.
Kami selanjutnya akan memastikan pengelolaan dan transfer data yang transparan dengan memajukan upaya perlindungan data kami dengan AI pada perangkat, edge computing dan teknologi blockchain.
Samsung juga menunjukkan berbagai inovasinya untuk kebaikan, dengan teknologi seperti Relumino yang dapat membantu orang dengan keterbatasan penglihatan; IGNIS, alat yang membantu petugas pemadam kebakaran membuat pekerjaan mereka lebih aman; dan GEMS yang membantu lansia dan penyandang cacat untuk bergerak.
Samsung juga menggarisbawahi pilar utama dari visi CSR-nya, “Together for Tomorrow! Enabling People,” dengan mengumumkan perluasan program Samsung Innovation Campus pada tahun 2020.
Memanfaatkan keberhasilan banyak program pendidikan dari dekade terakhir, Samsung Innovation Campus menyediakan pelatihan generasi berikutnya tentang teknologi AI, IoT, dan cloud terbaru.
Samsung mengatakan, Samsung Innovation Campus telah mendidik lebih dari 20.000 siswa dari 13 negara sejak diluncurkan pada 2019 dan akan bertambah dua kali lipat tahun ini.
Dengan memberikan pendidikan untuk generasi masa depan, Samsung menegaskan filosofinya bahwa tujuan teknologi adalah untuk memecahkan masalah sosial dan memberdayakan orang-orang untuk mencapai hal-hal lebih tinggi dan menciptakan dunia yang lebih baik.
