Wabah virus corona bisa berdampak terhadap sektor pariwisata di Indonesia. Karena itu pemerintah diminta sigap untuk atasi kasus corona di Indonesia
Wabah virus corona masih menjadi headline di seluruh media di dunia hingga sekarang ini. Itu terjadi seiring semakin luasnya penyebaran wabah yang berasal dari kota Wuhan, Provinsi Hubei, China.
Hingga kini jumlah yang terjangkiti virus ini sudah mencapai 18 negara. Mulai dari negara-negara tetangga China di Asia, seperti Thailand, Singapura dan Malaysia. Hingga ke negara-negara Eropa dan Amerika, termasuk Jerman, Prancis, Kanada, dan Amerika Serikat (AS).
Sementara itu, jumlah korban meninggal di China akibat virus ini sudah mencapai mencapai 170 orang dan kasus terkonfirmasi mencapai 7.711 di seluruh dunia.
Akibat tingginya tingkat ancaman coronavirus, mulai Rabu kemarin, sudah ada berbagai negara yang melakukan evakuasi terhadap warga negaranya yang ada di Wuhan. Beberapa negara lainnya, keluar dari kota yang kini diisolasi itu.
Berbagai maskapai besar dunia juga telah menangguhkan penerbangan ke China, demi menghindari penyebaran virus mematikan itu.
Bahkan kepanikan ini membuat Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) berencana untuk mengadakan rapat kembali untuk menentukan apakah wabah corona yang sebelumnya sudah dinyatakan sebagai keadaan darurat di China, ini bisa meningkat menjadi darurat global.
Lalu apa dampak bagi sektor Pariwisata di Indonesia?
Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif menghentikan sementara promosi wisata ke Kota Wuhan dan seluruh kota di Provinsi Hubei. Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Wishnutama Kusubandio mengatakan kebijakan itu merupakan langkah antisipatif yang diambil oleh pemerintah.
“Pemasaran ke provinsi itu sementara dialihkan ke provinsi lainnya. Nanti kita lihat mana yang potensial,” ujar Wishnutama seusai menghadiri rapat koordinasi bersama sejumlah menteri di kantor Kementerian Perhubungan, Senin, (27/1/2020) .
Adapun pemerintah melalui Kementerian Luar Negeri saat ini telah menaikkan status peringatan pariwisata dari Indonesia menuju Kota Wuhan ke level merah. Dengan begitu, Indonesia telah mengeluarkan travel warning ke kota tersebut. Sedangkan status peringatan pariwisata ke kota-kota lain di seluruh Cina selain Wuhan dinaikkan ke level kuning.
Kendati begitu, Wishnutama mengatakan jumlah wisatawan Indonesia yang bepergian ke Wuhan selama ini tak terlampau mendominasi. Menurut dia, promosi wisata lebih banyak dilakukan di kota-kota besar di Cina, seperti Shanghai dan Beijing.
Di sisi lain, Wishnutama mengatakan Indonesia belum menyetop masuknya turis Cina ke Indonesia. “Karena negara-negara lain juga belum melakukannya, termasuk Singapura yang sangat concern terhadap kesehatan warganya,” tuturnya.
Vice President Brand and Communications PT Panorama Sentrawisata Tbk (PANR) AB Sadewa mengatakan, pihaknya hingga sekarang terus memantau perkembangan terbaru mengenai virus corona di Tiongkok, mengingat salah satu operator tur/agen perjalanan atau tour operator/ travel agent (TO/TA) papan atas di Indonesia ini memiliki paket outbound ke sana.
Panorama juga telah menerima pembatalan paket paket wisata ke Tiongkok untuk perjalanan hingga akhir Februari mendatang. “ada cancelation untuk jalan-jalan ke Tiongkok di bulan Februari. Kami lihat ada dua faktornya, karena pembatalan dari customer ataupun pembatalan terbang dari maskapai karena adanya larangan terbang dari pemerintah,” kata sadewa kepada infobisnis.
Sadewa mengungkapkan, Panorama Group juga memiliki bisnis inbound, tetapi hingga saat ini belum menyasar Tiongkok sebagai salah satu pasarnya. “Kami punya inbound lewat anak usaha, PT Destinasi Tirta Nusantara, tapi kami tidak pegang pasar Tiongkok. Di asia, Destinasi hanya ambil rata-rata dari Jepang, India, Srilanka, karena dominan pasarnya dari Eropa,” jelas dia.
Sadewa mengingatkan pemerintah jika tidak melakukan penanganan serius wabah ini, pasti berdampak besar bagi pariwisata inbound, meskipun tidak berdampak langsung.
“Karena pariwisata itu sangat lekat dengan persepsi, jika Indonesia masuk dalam persepsi sebagai negara yang terkena wabah corona, maka akan menurunkan minat wisman untuk berkunjung ke Indonesia,” ungkap Sadewa