Infobisnis.id – Rumah Sakit spesialis mata dengan standar layanan internasional, JEC kembali menggelar ajang tahunan berkelas internasional, JECIM (JEC International Meeting) ke-4 dan World Congress of Ophthalmic of Anesthesia ke-5.
Mengangkat tema besar “Vision Of Perfection,” gelaran ini menjadi bagian dari perayaan hari jadi JEC ke-36 ini. Hadir sebagai narasumber pada acara ini, yakni Dr. Elvioza, SpM(K) (Ketua Retina Service dan Dokter Spesialis Mata Subspesialis Vitreoretina JEC), Dr. Setiyo Budi Riyanto, SpM(K) (Direktur Utama RS JEC @ Menteng, Kepala Bedah Refraktif JEC dan Ketua Panitia JECIM 2020), dan Dr. Yunia Irawati, SpM(K) selaku Ketua Ophthalmic Trauma Service JEC.
Dalam sambutan pembuka, Dr. Setiyo Budi Riyanto, SpM(K); Direktur Utama RS JEC @ Menteng, Kepala Bedah Refraktif JEC dan Ketua Panitia JECIM 2020 menyampaikan, “Tahun 2020 merupakan tahun istimewa bagi para Dokter spesialis mata dan para praktisi dibidang pelayanan kesehatan mata, tahun pencapaian Vision 2020 – dimana penduduk dunia, khususnya mereka yang mengalami kebutaan berhak memiliki penglihatan optimal dan penyebab utama kebutaan dapat dieliminasi.”
“JECIM menjadi forum yang sangat bermanfaat bagi dunia kedokteran di Indonesia, khususnya kesehatan mata, untuk mengembangkan diri dan potensi melalui agenda simposium, workshop dan lecture. Pada JECIM 2020 kali ini, kami memperkenalkan teknologi semi-robotic surgery pada operasi katarak dan retina – dilengkapi dengan modern microscope dan Ophthalmic Trauma Service yang menyediakan penanganan komprehensif bagi pasien dengan trauma pada mata,” tambah Dr. Setiyo Budi Riyanto.
Sejalan dengan upaya JEC menjadi yang terdepan dalam pelayanan kesehatan, setelah menghadirkan layanan FLACS (Femtosecond Laser-Assisted Cataract Surgery) – dimana keseluruhan proses operasi katarak menggunakan laser, tanpa pisau bedah, kini JEC membuat terobosan menjadi pionir di Indonesia dalam mengimplementasikan teknologi semi-robotic guna mendukung tindakan operasi katarak dan retina dan membuka Ophthalmic Trauma Service guna memastikan pasien dengan trauma mata mendapatkan penanganan komprehensif.
Dalam melakukan operasi katarak dan retina, para dokter mengandalkan mikroskop untuk dapat mendapatkan tampilan mata secara menyeluruh (top-down).
Teknologi semi-robotic surgery telah diimplementasikan di JEC, dilengkapi dengan digital microscope dengan high-quality optics sehingga
tim medis dapat melihat detail intraocular dengan sangat baik. Teknologi ini hanya membutuhkan intensitas cahaya kecil, sehingga pasien tidak merasa silau dan lebih nyaman, hal ini membantu tim medis selama proses operasi karena pasien lebih kooperatif.
“Keberadaan digital microscope dengan resolusi yang lebih tinggi, memungkinkan kami mendapatkan tampilan tiga dimensi yang jelas dan lebih nyata dari mata pasien, detail setiap bagian hingga ke jaringan kecil. Bagi para dokter, digital microscope ini juga membuat lebih nyaman, efektif dan efisien.
Dengan tampilan tiga dimensi, dokter dapat menjangkau dengan mudah bagian yang sulit terlihat dan meminimalkan trauma pascaoperasi pada pasien,” kata Dr. Elvioza, SpM(K); Ketua Retina Service dan Dokter Spesialis Mata Subspesialis Vitreoretina JEC.
Beberapa kasus kebutaan timbul karena trauma pada mata, yang jumlahnya kian meningkat dari tahun ke tahun. Berangkat dari keprihatinan ini, JEC mempelopori pembukaan Ophthalmic Trauma Service yang menyediakan layanan komprehensif dengan dukungan tenaga medis dari berbagai subspesialis, sesuai dengan kondisi pasien dan kebutuhan pasien.
“Trauma pada mata dapat mengakibatkan penurunan tajam penglihatan hingga kebutaan yang dapat berdampak pada penurunan kualitas hidup dan produktivitas pasien. Hal ini juga akan berdampak tidak hanya kepada pasien, namun juga ke keluarga pasien.
Tim Ophthalmic Trauma Service akan membuat tata laksana penanganan trauma mata yang menyeluruh, sesuai dengan kondisi dan kebutuhan pasien, melibatkan tim medis dari berbagai subspesialis,” kata Dr. Yunia Irawati, SpM(K); Ketua Ophthalmic Trauma Service JEC.
“Kerja sama yang baik antara tim medis dengan pasien dan keluarganya, menjadi kunci keberhasilan penanganan trauma mata dan mengembalikan fungsi penglihatan pasien,” tambahnya.
Pada JECIM 2020, Dr. Yunia Irawati, SpM(K) menjadi pembicara yang memaparkan tentang Ophthalmic Trauma Service di JEC. Fokus materinya mencakup manajemen komprehensif penanganan trauma pada mata dan kompleksitas di sekitarnya.
Dalam program ini JEC menggandeng Asia Pacific Ophthalmic Trauma Society (APOTS) – Organisasi yang mengkhususkan pada pengaturan kualitas dan standar dalam penanganan trauma pada mata.
Melalui pemaparan Ophthalmic Trauma Service ini, JEC juga berharap dapat meningkatkan pemahaman tentang trauma mata dan mendorong dunia kesehatan mata di Indonesia untuk membangun, mengembangkan dan mengimplementasikan manajemen trauma mata yang tepat.