Infobisnis.id – Yayasan Bina Tani Sejahtera (YBTS) bekerjasama dengan PT LAUTAN LUAS Tbk (Lautan Luas) hari ini menggelar program ekspo dan edukasi kepada petani di Desa Binjai Agung, Kecamatan Bekri, Kabupaten Lampung Tengah. Kegiatan tersebut dihadiri 250 petani yang berasal dari Lampung Tengah dan sekitarnya.
Ini merupakan lanjutan dari program ekspo pertanian dan kegiatan pembinaan petani bertema “Gelar Teknologi Alternatif Budidaya Cabai Hibrida (ALIBABA) yang digelar sejak awal tahun ini.
Pada ekspo dan edukasi kali ini, YBTS yang berada di bawah naungan produsen benih sayuran tropis PT. East West Seed Indonesia (Ewindo) ini mengusung tema Gelar Teknologi Cabe Keriting.
Pada program ini, Ewindo menyediakan benih berkualitas serta pendampingan teknis budidaya sayuran, sedangkan Lautan Luas menyediakan pasokan pupuk berkualitas.
Petani diajarkan menanam dengan mengaplikasikan benih yang baik dan program pemupukan berimbang antara unsur makro, mikro dan pupuk organik agar tanaman lebih kuat dengan hasil maksimal dan berkualitas tinggi.
Paket pupuk yang diberikan akan membuat tanaman sayuran lebih tahan karena nutrisi yang diberikan akan terserap lebih optimal.
PT Lautan Luas Tbk sebagai perusahaan produsen pupuk Bumi Ijo dan Dunia Subur menyediakan Mycovir sebagai supplemen untuk akar tanaman, pupuk Kalium Klorida (KCL) Bumi Ijo sebagai nutrisi pembentukan buah dan kualitas hasil panen, pupuk Amonium Klorida (AC) Bumi Ijo yang digunakan untuk nutrisi Nitrogen bagi tumbuhan yang berperan dalam proses pertumbuhan daun , Borate Dunia Subur untuk pembentukan bunga biji, Humakos, dan Plastik Mulsa.
Corprate Secretary Ewindo Firmansyah Sachroni mengatakan, edukasi budidaya sayuran yang menggunakan Demplot di Desa Binjai Agung, Kecamatan Bekri, Lampung Tengah ini telah dimulai sejak November tahun lalu.
Dengan luas lahan 2.500 meter persegi, ada lima varietas benih Panah Merah yang telah dibudidayakan di lahan ini. Tujuannya adalah memberikan transfer knowledge kepada para petani sebagai mitra tentang teknis budidaya beberapa varietas dan menghadapi Gemini Virus yang sedang mewabah dan banyak menjangkiti tanaman.
Head of Government Relations And Assets Management PT Lautan Luas Tbk. Ridwan Adipoetra menambahkan pihaknya mendukung kegiatan edukasi ini sebagai bentuk kepedulian sosial sekaligus komitmen perusahaan dalam mendukung sektor pertanian nasional.
Selain itu, edukasi ditujukan untuk meningkatkan pengetahuan petani dalam teknis budidaya dengan memperhatikan kondisi tanah, cuaca dan iklim serta penggunaan pupuk yang tepat.
Kegiatan ini dilaksanakan di sembilan lokasi demplot (demo-plot) dengan total sebanyak 11 komoditas hortikultura dan 21 varietas.
Selain itu, untuk menjawab kebutuhan petani terhadap benih berkualitas yang dapat tahan terhadap serangan virus atau penyakit tanaman, ekspo ini juga memperkenalkan benih Cabai Keriting (Laba F1), Oyong (Anggun Tavi) dan Tomat (Servo F1) yang memiliki keunggulan tahan virus Gemini, tahan layu bakteri dan fusarium, serta lebih tahan terhadap serangan jamur phytoptora yang menyebabkan busuk pangkal batang.
Di saat bersamaan, PT Lautan Luas Tbk juga mengenalkan produk mycovir sebagai suplemen benih dalam penanggulangan serangan jamur dan bakteri yang terjadi pada tanaman holtikultura.
Edukasi kali ini menitikberatkan pada teknis budidaya di tengah terpaan virus Gemini dengan mengarahkan budidaya multikultur. Misalnya, di budidaya cabai harus diikuti oleh varietas lain seperti gambas, tomat, jagung manis, timun dan kubis.
Hal tersebut ditujukan sebagai border atau sekat yang dapat menghambat penyebaran virus dan kutu kebul sekaligus sebagai sumber pendapatan lain di tengah proses budidaya cabai yang membutuhkan waktu dan biaya yang lebih tinggi.
Hal ini menunjukan bahwa sektor hortikultura masih menjadi salah satu primadona dalam penyumbang pendapatan asli daerah (PAD) Provinsi Lampung.
“Melalui ekspo pertanian dan kegiatan pembinaan ini dapat menciptakan petani yang tangguh dan adaptif disegala kondisi pertanian yang pada akhirnya mampu meningkatkan kesejahteraan mereka serta mendorong pertumbuhan perekonomian desa. Kami optimistis provinsi Lampung mampu menjadi salah satu sentra tanaman hortikultura nasional,” pungkas Firmansyah.