Founder dan Chairman PT Supreme Energy Supramu Santosa mengatakan proyek Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) di Rantau Dedap Sumatera Selatan dengan kapasitas 90 megawatt yang membutuhkan investasi sekitar 700 juta dolar AS dijadwalkan selesai akhir 2020.
“Kami juga sedang menyiapkan program eksplorasi untuk wilayah kerja panas bumi Gunung Rajabasa di Kabupaten Lampung Selatan Provinsi Lampung dengan kapasitas 220 MW,” katanya saat peresmian operasi komersil PLTP Muaralaboh di Pekonina, Kecamatan Pauh Duo, Kabupaten Solok Selatan, Sumatera Barat, Senin.
Kegiatan eksplorasi PLTP Rajabasa, katanya akan dimulai setelah negosiasi perpanjangan Power Purchase Agreement (PPA) dengan PLN selesai.
Ia mengungkapkan proyek Rajabasa dalam beberapa tahun ini banyak permasalahannya sehingga dokumen PPA juga telah kedaluwarsa dan perlu dilakukan perpanjangan.
“Dokumen PPA panas bumi Rajabasa sudah lama sekali dan telah kadaluwarsa sehingga butuh diperpanjang setelah ini selesai segera dilakukan eksplorasi,” ujarnya.
Sedangkan untuk pengembangan PLTP Muara Laboh tahap dua, PT Supreme Energy masih menunggu negosiasi PPA dengan PLN.
Saat ini, Supreme Energy juga dalam tahap pembicaraan dengan PLN dan Kementerian ESDM untuk pengembangan PLTP Muara Laboh Tahap dua dengan kapasitas 65 MW.