Infobisnis.id – PT Prudential Life Assurance (Prudential Indonesia) menggelar Pelatihan Literasi Keuangan untuk para jurnalis. Mengangkat tajuk “Prudential Indonesia Journalist Masterclass 2020,” kegiatan tersebut digelar di Jakarta pada Jumat 21 Februari 2020.
Program ini digelar dalam rangka memberikan informasi terkini kepada rekan-rekan media terkait situasi perekonomian di Tanah Air saat ini, di masa mendatang, dan bagaimana Indonesia mampu mempertahankan posisinya di tengah ketidakpastian kondisi perekonomian global.
Chief Customer & Marketing Officer Prudential Indonesia Luskito Hambali mengatakan, “Program Prudential Indonesia Journalist Masterclass 2020 merupakan salah satu upaya kami dalam mendukung kerja jurnalistik. Di antaranya, dengan memberikan informasi mengenai outlook ekonomi makro Indonesia, serta berbagi sudut pandang tentang bagaimana para pelaku industri memahami laporan keuangan perusahaan asuransi.”
“Program ini tentu saja untuk mendukung program pemerintah dalam meningkatkan literasi keuangan masyarakat Indonesia, yang memang sejalan dengan semangat ‘We Do Good’ kami,” tambahnya.
Prudential Indonesia Journalist Masterclass 2020 menghadirkan dua pembicara, yakni Chief Strategy Officer Prudential Indonesia Paul Setio Kartono dan Ekonom Universitas Indonesia Fithra Faisal Hastiadi.
Fithra Faisal Hastiadi menjelaskan, “Meski di tahun ini pertumbuhan industri asuransi agak melambat, tapi asuransi jiwa secara industri masih aman dan secara portofolio juga masih baik.”
“Saya memprediksi, asuransi umum akan tumbuh 5–6 persen, sedangkan asuransi jiwa 3–4 persen. Sehingga, secara total industri hanya akan tumbuh 5 persen,” urainya.
Lembaga Penjamin Polis (LPP) Asuransi mendesak untuk dibentuk pada tahun ini guna melindungi masyarakat pemegang polis, seperti halnya nasabah bank yang dananya dijamin Lembaga Penjamin Simpanan (LPS).
“Lembaga ini mendesak untuk dibentuk karena coverage dari asuransi terhadap populasi tidak besar, tetapi jika ini membesar maka harus dicover juga. Karena, jika tidak ada maka sedikit gejolak bisa menjadi risiko sistemik,” pungkas Fithra.