Kementerian Perindustrian (Kemenperin) mendorong pengembangan industri unggulan di Tanah Air, salah satunya industri konversi ampelas, karena selain memiliki ketersediaan bahan baku berupa sumber daya alam yang tersebar di wilayah Indonesia, industri bahan galian nonlogam tersebut juga diproyeksikan mampu menyerap banyak tenaga kerja.
“Industri konversi ampelas merupakan industri padat karya yang menciptakan peluang lapangan pekerjaan yang besar, dengan kebutuhan bahan baku yang dapat menyesuaikan standar kualitas dari pengguna akhir,” kata Direktur Jenderal Industri Kimia, Farmasi dan Tekstil (IKFT) Kemenperin Muhammad Khayam lewat keterangannya di Jakarta, Rabu.
Khayam menyampaikan hal itu saat menghadiri pertemuan dengan Asosiasi Industri Konverting dan Abrasives Indonesia (AIKASINDO).
Khayam mengungkapkan seiring dengan pertumbuhan pasar dalam negeri yang terus meningkat, industri konversi ampelas nasional dinilai cukup prospektif, mengingat kebutuhan ampelas nasional mencapai angka Rp655 miliar.
“Realisasi produksi konversi ampelas AIKASINDO pada tahun 2019 mencapai Rp784 miliar atau setara dengan 6,7 juta meter persegi,” tuturnya.
Industri konversi ampelas yang dinaungi oleh AIKASINDO merupakan industri hilir ampelas yang memproses lebih lanjut ampelas jumbo rol menjadi bentuk dan ukuran baru sesuai kebutuhan penggunanya, yang merupakan industri berskala kecil dan menengah, hingga besar.
Hasil produk dari industri tersebut digunakan oleh industri furnitur dan komponen, indutri panel kayu, industri woodworking, industri otomotif, industri karoseri, industri perkapalan, industri perkeretaapian, industri persenjataan, industri instrumen musik, serta Industri Kecil Menengah (IKM) pertukangan atau perajin produk kayu.