Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI) menyebutkan meski Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia mengalami gejolak, namun penempatan dana investasi pada industri asuransi jiwa tidak akan terpengaruh.
“Asuransi itu sifatnya jangka panjang, kami tidak over reacted, klien juga rata-rata tidak over reacted, artinya tidak melihat harga saham turun, mereka langsung berduyun-duyun switching, tidak seperti itu,” kata Ketua Bidang Aktuaris dan Manajemen Risiko AAJI Fauzi Arfan di Jakarta, Rabu.
AAJI mencatat selama tahun 2019 komposisi penempatan dana investasi sebanyak 33,4 persen berada di instrumen reksa dana, kemudian pasar saham (31,9 persen), surat berharga negara atau SBN (15,3 persen), dan deposito (4,5 persen).
Menurut dia, berdasarkan pengalaman sebelumnya bahkan ketika krisis finansial tahun 2008 ketika harga saham merosot, justru menjadi waktu yang bagus untuk membeli saham karena harga yang rendah.
“Justru kalau harga saham turun, produksi kita lebih baik karena banyak orang top up untuk menambah porsi saham,” katanya.
Pihaknya juga meyakinkan kepada para nasabah bahwa kondisi pasar saham akan kembali stabil dan tidak akan banyak perubahan signifikan dari sisi komposisi penempatan investasi.