Bank Indonesia Wilayah Kalimantan Selatan merilis tantangan ekonomi Kalimantan Selatan pada 2020-2021 seiring dengan tren perlambatan permintaan dan harga batu bara yang hingga kini masih berlanjut yang antara lain disebabkan meluasnya pandemi global COVID-19.
Berdasarkan data Bank Indonesia Wilayah Kalsel di Banjarmasin Kamis disebutkan, permintaan batu bara global diperkirakan menurun seiring kebijakan negara mitra dan implementasi energi baru terbarukan (EBT).
Kondisi tersebut, akan berpengaruh besar terhadap pertumbuhan ekonomi Kalsel, karena pangsa ekspor komoditas utama Kalsel adalah komoditas batu bara dengan total 75,22 persen.
Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Kalimantan Selatan (KPw BI Kalsel) Amanlison Sembiring saat menjadi pembicara pada Musrenbang Kalsel yang dilaksanakan secara online pada Selasa (28/4) 2020, menyampaikan hal tersebut.
Menurut Sembiring, pertumbuhan ekonomi Kalsel 2020 cenderung tertahan, karena dipengaruhi melambatnya investasi serta perlambatan sektor
pertambangan akibat meluasnya dampak COVID-19.
Selain itu, sejumlah negara terutama China dan India memilih untuk mendorong sektor pertambangan domestik, sehingga diprakirakan akan menahan impor batu bara ke depan.