Harga emas naik pada akhir perdagangan Senin (Selasa pagi WIB), memperpanjang keuntungan akhir pekan lalu, karena ketegangan antara Amerika Serikat dan China atas wabah COVID-19 memicu kekhawatiran akan perang dagang baru dan mendorong investor mencari aset-aset safe havens.
Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Juni di divisi COMEX New York Mercantile Exchange naik 12,4 dolar AS atau 0,73 persen, menjadi ditutup pada 1.713,3 dolar AS per ounce.
Emas berjangka menguat 6,7 dolar AS atau 0,4 persen, menjadi menetap di 1.700,9 dolar AS pada perdagangan Jumat (1/5), setelah jatuh 19,2 dolar AS atau 1,12 persen menjadi 1.694,2 dolar AS, sehari sebelumnya
“Ada pelarian ke tempat yang aman karena ekuitas terlihat lemah sehingga tidak diketahui bagaimana ini akan terjadi,” kata Bob Haberkorn, ahli strategi pasar senior di RJO Futures. “Mungkin akan ada banyak masalah yang muncul selama beberapa bulan ke depan dengan China, dan seluruh dunia karena virus ini.”
Pasar saham global jatuh karena kekhawatiran pertengkaran AS-China tentang asal-usul wabah virus corona akan memicu perang perdagangan baru.
Inggris mengatakan pada Senin (4/5) bahwa China memiliki pertanyaan-pertanyaan untuk dijawab atas informasi yang dibagikan tentang wabah tersebut.
Menteri luar negeri AS Mike Pompeo mengatakan pada Minggu (3/5) ada bukti penyakit muncul dari laboratorium China, tetapi tidak membantah kesimpulan badan intelijen AS bahwa itu bukan buatan manusia.