PT Pertamina (Persero) memproyeksikan penjualan BBM bahan bakar minyak (BBM) hingga akhir tahun ini mencapai 44,16 juta KL, atau empat persen lebih tinggi dibanding Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP) 2020 revisi skenario tiga Covid sebesar 42,31 juta KL.
Pertamina sempat memperkirakan penjualan BBM hingga akhir tahun ini hanya mencapai 42,31 juta kl atau sekitar 17,5% lebih rendah dibandingkan tahun lalu. Bahkan, perusahaan sempat memperkirakan penjualan BBM pada tahun ini 25% lebih rendah dibandingkan kondisi normal sebelum pandemi Covid-19.
Direktur Regional Marketing Subholding Commercial and Trading Pertamina Jumali mengatakan mengatakan saat ini penjualan BBM mulai meningkat, namun belum kembali normal seperti sebelum Covid-19.
“Sampai akhir 2020 kami prediksi konsumsi BBM akan semakin meningkat. Kita targetkan melampaui RKAP, namun masih di bawah angka 2019,” kata Jumali kepada infobisnis disaat acara media briefing yang digelar secara virtual, Sabtu (15/8/2020).
Pertamina sepanjang 2019 mencatat penjualan BBM sebesar 51,3 juta KL. Artinya, penjualan BBM tahun ini 14% lebih rendah dibanding realisasi 2019.
Menurut Jumali, saat mulai diberlakukan kebijakan new normal yang dimulai work from office (WFO) secara bertahap dan pelonggaran PSBB (pembatasan sosial berskala besar), penjualan BBM mulai meningkat. Pertamina mencatat penjualan BBM mulai Juli 2020 rata-rata harian mulai naik 17% menjadi 121.980 KL per hari dibanding selama masa Covid-19 periode Maret-Juni 2020 sekitar 104.890 KL per hari.
Saat kondisi pandemi Covid-19, permintan BBM turun 25% dibanding kondisi normal sebesar 140.550 di akhir 2019. Hal ini disebabkan adanya kebijakan work from home dan stay at home serta kebijakan PSBB yang membatasi mobilisasi masyarakat. “Penurunan demand BBM cukup signifikan terjadi pada bulan Maret – Juni 2020 menjadi hanya 104.890 KL per hari,” kata Jumali.
Jumali mengatakan ritel atau sektor transportasi menjadi kontributor utama penjualan BBM Pertamina, yakni mencapai 70%-80%. Sisanya, berasal dari penjualan BBM ke sektor industri.
Menurutnya, meski penjualan BBM selama Covid-19 ini terdampak cukup signifikan, namun pertamina selalu tetap berusaha memberikan layanan terbaik bagi konsumen.
Pihaknya melakukan berbagai upaya agar bisnis ini tetap berjalan, antara lain dengan memberikan keyakinan kepada konsumen bahwa lokasi layanan Pertamina steril dari virus Covid-19 dengan penyemprotan disinfektan pada semua titik layanan, memberikan jaminan kesehatan bagi petugas lapangan dan melakukan aktivitas sesuai protokol kesehatan dan harus memastikan petugas beraktivitas dalam kondisi sehat.
Selain itu, perseroan juga memperkuat penggunaan digital platform baik untuk pembayaran atau pun pembelian dan pengantaran produk kepada pelanggan.
“Tak lupa kami juga memberikan promo kepada konsumen melalui program cashback,” ujarnya.