Pandemi mengubah sudut pandang berbagai aspek bidang kehidupan manusia di seluruh dunia. Saat ini ruang digital menjadi hal yang wajar dan efektif dalam mendapatkan segala sesuatu. Termasuk salah satunya adalah menjalankan tugas perusahaan untuk melakukan tanggung jawabnya dalam menjalankan program Corporate Social Responsibility (CSR).
Hal ini yang dilakukan PT Pertamina Gas (Pertagas) Tbk. emiten berkode PGAS tetap menjalankan program tersebut kendati dengan berbagai penyesuaian.

Corporate Secretary Pertagas Fitri Erika mengatakan program CSR di tengah pandemi harus bisa beradaptasi. Mitra binaan Pertagas di berbagai daerah telah melakukan berbagai penyesuaian selama masa pandemi COVID-19.
“Petrogres yang biasa menjahit baju anak dan seragam, saat pandemi berubah dengan menjahit masker,” ungkap Erika dalam diskusi daring bersama wartawan dan Local Hero mitra binaan Pertagas, Sabtu (12/9/2020).
Kegiatan lainnya, Resto Apung di Sidoarjo, Jawa Timur, yang harus tutup selama masa pembatasan sosial berskala besar (PSBB), melakukan penyesuaian agar bisa tetap bertahan dengan beralih untuk menyediakan jasa katering. Pertagas memberikan order untuk memenuhi bantuan makanan nasi kotak ke RSUD.
Tidak hanya itu, mitra binaan Pertagas di Cilamaya, Jawa Barat, yakni kelompok tani Gapoktan yang dipimpin Aep, ikut terdampak dan melakukan penyesuaian. “Di masa pandemi Gapoktan Cilamaya sempat panen. Saat itu kami jaga petani dengan memakai masker dan social distancing,” kata Erika.
Zainal Abidin, Manajer Comrel dan CSR Pertagas, menambahkan selama pandemi Covid-19 menjadi tantangan bagi Pertagas untuk melakukan pendampingan karena kondisi yang tidak biasa. Pertagas melakukan pemetaan sosial untuk kegiatan CSR pada 2020. “Selama pandemi ada yang kami hold, ada yang tetap jalan, tapi ada juga yang harus disesuaikan dan ditunda,” katanya.
Innik Hikmatin, Pembina Kotugres, mengatakan selama pandemi kegiatan tetap berjalan melalui sistem daring dan luring dengan menjalankan protokol kesehatan. Pelatihan untuk meningkatkan skill mitra binaan Pertagas ini dilakukan dengan baik. “Orderan juga jalan. Tahun ini rata-rata per bulan capaian mereka (Kotugres) rata-rata Rp5,3 juta,” ujar Innik.
Sementara itu, Aep pimpinan Gapoktan mitra binaan Pertagas di Cilamaya, Jabar menuturkan dampak Covid-19 sangat terasa bagi petani. Selain harga jual turun, biaya produksi seperti untuk pembelian obat-obatan agak sulit sehingga harga jadi naik. “Hasil panen karena adanya covid harga yang tadinya rata-rata di atas Rp 5.000-an, kini di kisaran Rp 4.700- 4.800an,” katanya.
Adapun Bayu Setiawan, Chef Resto Apung di Sidoarjo, mengatakan di masa pandemi orderan datang melalui pembuatan nasi kotak paket makanan dan snack bagi tenaga medis di RSUD Sidoarjo. Pembuatan makanan dilakukan dengan mengedepankan protokol Covid-19. “Memasak lebih steril, bumbunya harus fresh, terus kami rajin-rajin mencuci tangan dengan sabun, pakai masker, menyemprot disinfektan, dll,” ujarnya.
Bayu menyebutkan, saat pemberlukan PSBB menuju new normal, pengunjung yang datang ke Resto Apung menerapkan protokol Covid-19. Tamu diminta mencuci tangan dengan sabun dulu selain mengenakan masker. Tempat duduk juga diatur jaraknya sekurangnya satu meter. “Sebelum Covid-19, Resto Apung banyak dikunjungi terutama di akhir pekan. Jadi tempat wisata, apalagi ada lomba mancing setiap minggu,” kata Bayu.