Pohon buah dan aneka tanaman berjejer pada puluhan polybag di halaman rumah Siti Sulbiah di pojok Gang Peno 5, Gunung Ibul, Kecamatan Prabumulih Timur, Kota Prabumulih, Sumatera Selatan. Di sudut kanan rumah yang masih tersambung dengan rumah induk terdapat sebuah ruangan. Papan informasi bertuliskan “Asman Toga Melati, Kelurahan Gunung Ibul” ada di sisi kanan tembok, disamping pintu masuk ruangan. Asman Toga Melati adalah kependekan dari Asuhan Mandiri Tanaman Obat Keluarga Melati.
Sejumlah pigura aneka bentuk dan warna berjejer di dalam ruangan. Itu adalah piagam penghargaan yang diberikan kepada kelompok tersebut, mulai dari tingkat Kota Prabumulih, Provinsi Sumsel, hingga tingkat nasional. Di atas tembok, terdapat beberapa pigura dengan gambar aneka jenis tanaman obat dan kegunaannya.
Sambil duduk, beberapa perempuan anggota Kelompok Asman Toga Melati tampak sibuk. Ada yang merajang kunyit, memotong jahe, lengkuas, dan sebagainya. Kunyit jahe, lengkuas, atau pun tanaman obat lainnya yang telah dipotong kecil itu dijadikan ekstrak dan menghasilkan serbuk minuman sehat siap saji. Begitulah yang terekam dan tercatat dalam buku Lentera Kemandirian (Terbitan Visi Dunia Energi, September 2019)
“Tanaman obat yang diekstrak menjadi minuman sehat tersebut diambil dari polybag yang ditanam di halaman rumah. Serbuk minuman sehat tersebut mulai dipasarkan dengan kemasan sangat sederhana, dari kertas art paper. Pemasarannya juga masih terbatas, dari mulut ke mulut,” ujar Siti Sulbiah, inisiator dan Ketua Kelompok Asman Toga Melati, seperti dikutip Lentera Kemandirian .
Nama Gang Peno pun terkenal dan di kemudian hari menjadi sentra tanaman obat keluarga. Banyak masyarakat sekitar yang datang membeli atau sekadar melihat tanaman obat keluarga. Ibu-ibu di Gang Peno juga mulai merasakan manfaat dengan menjual tanaman di polybag. Setiap bulan, setidaknya, ada yang bisa mendapatkan uang hingga Rp200 ribu-250 ribu dari menjual tanaman.
Sekitar tujuh tahun lalu, ibu-ibu di Gang Peno memiliki kebiasaan menanam tanaman obat keluarga. Pun aneka tanaman sayuran bahkan juga peternakan ayam dan lele. Siti Sulbiah, menuturkan awalnya dia hanya membantu ibu-ibu di Gang Peno untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga dengan memanfaatkan pekarangan rumah masing-masing. Belakangan, mereka mulai belajar mengolah tanaman obat keluarga menjadi aneka serbuk minuman sehat.
Kehadiran PT Pertamina Gas (Pertagas), perusahaan terafiliasi PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS) dan PT Pertamina (Persero), pada 2016 makin meningkatkan kinerja Asman Toga Melati. Pertagas melakukan pendampingan terahadap Siti dkk, antar lain bimbingan dan pelatihan, termasuk pemasaran. Bahkan, Pertagas juga yang mendorong Asman Toga Melati mengirimkan produk jamu ke Oslo, Norwegia. Pada 29-30 Juni 2019 saat digelar Festival Indonesia oleh KBRI di Oslo. Selain memperkenalkan keragaman kebudayaan Indonesia, pada ajang tersebut juga diperkenalkan kuliner Indonesia serta aneka produk olahan hasil alam Indonesia. Nama Asman Toga Meati pun kian berkibar.
Order Meningkat di Masa Pandemi
Yang menarik, saat sejumlah UMKM mengalami penurunan produksi sejak pandemi Covid-19 melanda Indonesia awal Maret 2020, usaha Kelompok Asman Toga Melati justru makin berkibar. Mereka kewalahan menghadapi banjirnya pesanan yang datang. Asaman Toga memproduksi obat-obtan herbal yang diyakini mampu meningkatkan daya tahan tubuh dan meningkatkan daya tahan tubuh untuk menangkal Covid-19. “Alhamdulillah, selama beberapa minggu ini, omzet penjualan naik sampai 40% dari penjualan biasanya,” ujar Siti.
Menurut Siti, pesanan tidak hanya datang dari masyarakat sekitar namun juga datang dari beberapa institusi setempat. Selain itu, kata Siti, saat ini pesanan produk herbal Kelompok Asman Toga semakin dikenal dari luar kota. “Kami juga sudah mengirimkan produk yang bubuk dan jamu siap minum keluar Kota Prabumulih,” jelas siti Sulbiyah lagi.
Zainal Abidin, Manager Communication Relations dan CSR Pertagas, mengaku bangga produk mitra binaan perusahaan mampu meningkatkan omzet di tengah banyaknya industri yang mengalami kendala produksi di masa sulit ini. Di sisi lain, Pertagas tetap mendampingi Kelompok Asman Toga untuk tetap menjalankan pola perilaku hidup bersih dan sehat pada saat produksi. “Kami juga selalu mengingatkan kelompok binaan kita untuk menjaga jarak fisik saat produksi dan tetap mengenakan masker selama produksi,” katanya.
Inovasi jamu siap saji tersebut membawa harapan besar bagi anggota Asman Toga Melati karena bisa menjadi sumber penghasilan tambahan di saat pandemi. Hingga saat ini ada 30 anggota di Kelompok Asman Toga Melati yang memproduksi jamu siap saji. “Adanya produk jamu siap minum ini nanti, bisa memenuhi kebutuhan konsumen yang selama ini belum kami penuhi,” kata Siti lagi.
Wiko Mirgantoro, Direktur Utama Pertamina Gas, berharap kehadiran perusahaan bisa menjadi energi yang selalu menggerakkan kemandirian ekonomi masyarakat dan pelestarian lingkungan. Program pemberdayaan masyarakat (CSR) bukan sekadar menjadi kewajiban, melainkan bagian dari kolaborasi antara perusahaan dan masyarakat, untuk tumbuh kembang bersama. Salah satu komitmen itu ditunjukkan dengan adanya organisasi CSR yang solid di perusahaan.
“Kami mengoperasikan jaringan pipa sepanjang lebih dari 2.500 kilometer. Di jalur sepanjang itu, kami bersinggungan dengan masyarakat dan lingkungan yang sangat majemuk. Kebutuhan masyarakat di satu lokasi dan lokasi lain tentunya berbeda. Tugas kami untuk memahami kebutuhan tersebut dan mengelolanya menjadi program kolaborasi yang tepat,” ujar Wiko beberapa waktu lalu.
Risna Resnawaty, Pakar CSR dari Universitas Padjadjaran, Bandung, mengatakan salah satu kunci kebehasilan progam CSR adalah kejelian memilih mitra kunci, sosialisasi dan pendekatan yang baik, pembinaan dan pendampingan secara sungguh-sungguh terhadap penerima manfaat. Hal ini tampak pada program CSR yang diusung Pertagas pada Kelmpok Asman Toga Melati. Keberhasilan program dan pelibatan perempuan dalam kegiatan CSR ini merupakan hasil kerja keras pendamping lapangan dari perusahaan yang cukup jeli memilih mitra kunci. “Pertamina Group memang memiliki program CSR yang bagus dan inovatif, serta supporting dari CDO dan perusahaan. Ini mesti menjadi pelajaran bagi perusahaan lain,” katanya. (elfa hermawan)