Digital Transformation ada di mana-mana saat ini. Bukan hanya tentang mengubah layanan yang ada menjadi versi digital tetapi meningkatkannya. Digital transformation mengacu pada transformasi keseluruhan kegiatan organisasi yang bertujuan memanfaatkan peluang yang diciptakan teknologi dan data digital.
Konsep di balik digital transformation adalah
bagaimana menggunakan teknologi untuk membuat kembali suatu proses sehingga
menjadi lebih efisien atau efektif. Digital transformasi membawa perubahan pada
bisnis model, talent & skills, operating models, dan traction metrics.
Vitalia Fina Carla Rettobjaan,S.M.,M.M, Dosen Universitas Bali Internasional, RTIK Provinsi Bali menjelaskan tentang budaya digital bagi tenaga pendidik dan anak didik di era digital dalam Webinar Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 wilayah Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, Selasa (15/6/2021). Ada dampak positif dan negatif bagi siswa didik di era belajar daring ini.
Salah satu poin positifnya adalah mudah mencari informasi dengan cepat, inovasi pembelajaran berkembang, muncul metode-metode pembelajaran baru, pengingkatan SDM serta dapat digunakan sebagai sittem keputusan dalam dunia pendidikan. Namun ada dampak negatifnya juga bagi siswa. Seperti tidak fokus, mempermudah terjadinya pelanggaran terhadap Hak Atas Kekayaan Intelektual (HAKI), malas belajar karena banyak game atau yang lebih menarik, penyalahgunaan pengetahuan untuk tindak kriminal, pengaruh dari lar negeri masuk sangat bebas dan sulit dibendung dan marak penyebaran pornografi.
“Kondisi pendidik sekarang ada beberapa jenis yaitu daring, ketika kita di kelas maya. Lalu Luring alias luar jaringan, penggunaan media lain misalkan mengunakan TV. Terakhir adalah Guling atau guru keliling. Beda dengan yang internetnya bagus atau keterbatasan alat yang dimiliki murid maka gurunya sendiri yang dating ke para siswa untuk kelompok belajar dan berkunjung untuk dapat memberikan pembelajaran,” jelas Carla.
Ada beberapa infrasturuktur yang harus disiapkan lembaga pendidikan yaitu platform e-learning, kurikulum berbasis STEAM, school information system, artificial intelligence dan machine learning serta perangkat digital berkapasitas besar.
Webinar yang diselenggarakan Kementerian Komunikasi dan Informatika bekerjasama dengan Siberkreasi wilayah Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, Selasa (15/6/2021) ini juga turut menghadirkan pembicara yaitu Dwi Wahyudi, SE (Pengurus Wilayah RTIK Indonesia), Dr Devie Rahmawati, M.Hum (Dosen Ilmu Komunikasi Universitas Indonesia), Fikri Mohammad Hakim (Senior Manager Safety Garuda Indonesia), dan Key Opinion Leader Ummi Kulsum.
Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 – untuk Indonesia #MakinCakapDigital merupakan rangkaian panjang kegiatan webinar di seluruh penjuru Indonesia. Kegiatan ini menargetkan 10.000.000 orang terliterasi digital pada tahun 2021, hingga tercapai 50 juta orang terliterasi digital pada tahun 2024.
Kegiatan ini merupakan bagian dari program Literasi Digital di 34 Provinsi dan 514 Kabupaten dengan 4 pilar utama. Di antaranya Budaya Bermedia Digital (Digital Culture), Aman Bermedia (Digital Safety), Etis Bermedia Digital (Digital Ethics), dan Cakap Bermedia Digital (Digital Skills) untuk membuat masyarakat Indonesia semakin cakap digital.