Menjadi pintar di era digital yakni menjadi masyarakat yang cakap digital dilihat dari mereka yang efisien melakukan transformasi era digital. Mengubah cara berkomunikasi dan efisiensi komunikasi sumber ilmu pengetahuan beragam dan tepat.
Kemudian kritikal, harus skeptis dengan informasi yang datang. Kemampuan ini akan membuat mudah memilah dan memilih informasi yang didapatkan dari internet. Dengan berpikir kritis, kita tidak lagi mudah termakan isu dan informasi bohong yang menjamur di era digital.
“Tidak semua berita yang ada itu benar kini sulit untuk menemukan sumber informasi yang tepat karena setiap orang sekarang bisa produksi sebuah konten,” ungkap Nurul Hidayatul Ummah, Ketua Pusat Ikatan Pelajar Putri NU saat menjadi pembicara dalam Webinar Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 wilayah Kabupaten Cirebon, Jawa Barat, Selasa (27/7/2021).
Penyebaran hoaks itu paling banyak berada di media sosial dan pesan aplikasi seperti WhatsApp seperti di grup keluarga. Pada era digital seseorang tidak membutuhkan modal yang sangat besar untuk memulai bisnisnya membuka online shop, menjadi influencer dan seleb media sosial menjadi pekerjaan yang banyak dilakukan saat ini. Sehingga kecakapan digital juga bermakna, berdayanya seseorang ketika serius di ruang digital.
Akselerasi transformasi digital saat ini sudah menjadi suatu keharusan bukan karena telah mengubah cara kerja yang biasanya tatap muka atau offline menjadi online lebih fleksibel. Tetapi lebih karena pemanfaatan digital teknologi untuk mempermudah pekerjaan dan bersosial.
“Semua pekerjaan yang bersifat bertemu dengan banyak orang kini kita sudah bisa efisiensinya dengan melaksanakan secara virtual. Contohnya beberapa kegiatan yang dilaksanakan oleh KemenKomInfo yang mencakup beberapa kota namun substansinya tetap sama,” ujarnya
Tentu budaya digital memberikan dampak yang baik bagi seluruh kalangan masyarakat di dunia dengan semakin mudahnya akses informasi dan kecanggihan teknologi yang mempermudah aktivitas. Namun perlu diperhatikan dampak negatif dapat tumbuh apabila kegiatan yang tidak dibarengi kecakapan digital.
Untuk para generasi muda manfaat dari dunia digital ini sangat banyak Tapi tentu negatif juga banyak jadi harus sering mengikuti acara literasi digital seperti ini merupakan salah satu hal yang harus dilaksanakan untuk bisa cakap digital.
Webinar Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD) 2021 – untuk Indonesia #MakinCakapDigital diselenggarakan Kementerian Komunikasi dan Informatika (KemenKomInfo) bersama Siberkreasi. Webinar wilayah Kabupaten Cirebon, Jawa Barat, Selasa (27/7/2021) ini juga dihadiri pembicara Bambang Iman Santoso (CEO Neuronesia Learning. Center), Aditianata (Universitas Esa Unggul), Fikri Muhammad Hakim (Senior Manager Safety) dan Almira Vania sebagai Key Opinion Leader.
Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 – untuk Indonesia #MakinCakapDigital melibatkan 110 lembaga dan komunitas sebagai agen pendidik Literasi Digital. Kegiatan ini diadakan secara virtual berbasis webinar di 34 Provinsi Indonesia dan 514 Kabupaten.
Kegiatan ini menargetkan 10.000.000 orang terliterasi digital pada tahun 2021, hingga tercapai 50 juta orang terliterasi digital pada 2024. Berlandaskan 4 pilar utama, Budaya Bermedia Digital (Digital Culture), Aman Bermedia (Digital Safety), Etis Bermedia Digital (Digital Ethics), dan Cakap Bermedia Digital (Digital Skills) untuk membuat masyarakat Indonesia semakin cakap digital.