Jakarta 7 September 2021 – Kementerian Koperasi dan UKM, bersama Kementerian Perindustrian dan Kementerian BUMN bersinergi menghubungkan pelaku Koperasi, Usaha Mikro, Kecil, Menengah (UMKM) dan Industri Kecil, Menengah (IKM) untuk terhubung ke dalam rantai pasok global (global value chain). Upaya tersebut bertujuan untuk mendorong peningkatan ekspor, dan peningkatan subtitusi produk impor yang selama ini berjalan.
Menteri Koperasi dan UKM, Teten Masduki menyampaikan, lebih dari 64 juta pelaku UMKM berkontribusi sebesar 97% pada lapangan kerja dan menyumbang sebesar 60% terhadap PDB nasional. Sedangkan untuk ekspor nasional, UMKM baru mencapai 14%, sementara usaha besar yang jumlahnya hanya mencapai 0,01% mampu memberikan kontribusi hingga 86%.
“Angka tersebut menunjukkan peran UMKM cukup signifikan dalam perekonomian nasional namun masih rendah dari sisi ekspor, untuk itu melalui sinergi ini diharapkan dapat memperkuat UMKM kita, sehingga dapat terhubung ke dalam global value chain,” terangnya.
Sementara itu, Menteri BUMN, Erick Thohir menegaskan bahwa keberpihakan dan komitmen BUMN kian nyata, bahkan makin diperkuat. Dengan kemitraan ini, lanjut Erick, Koperasi, UMKM, dan IKM kini bisa diutamakan untuk mengikuti pengadaan barang dan jasa senilai di bawah Rp14 miliar yang berkaitan langsung dengan rantai pasok serta proses bisnis di BUMN. Harapannya kemitraan ini tidak hanya berdampak positif untuk Koperasi, UMKM, dan IKM namun juga pada perputaran ekonomi nasional kita.
“Ada peran strategis dalam peningkatan TKDN di BUMN dengan mengurangi penggunaan komponen produk impor dalam proses produksinya. Hal ini selaras dengan arahan Presiden Joko Widodo untuk mengoptimalkan penggunaan produk dalam negeri yang dimulai dari Pemerintah dan BUMN,” terangnya.
Salah satu produk yang ditinjau oleh para Menteri yang hadir saat proses penandatanganan “Kemitraan Koperasi, UMKM/IKM, dalam Rantai Pasok BUMN” di Gedung SMESCO Jakarta 3 September 2021 yang lalu adalah Produk Insulated Vaccine Carrier (IVC) atau Kotak Vaksin produksi PT Trisinar Indopratama (Technoplast).
Produk dalam negeri ini telah lolos penilaian dan mendapatkan pengakuan TKDN diatas 50%, dan telah diuji mampu memenuhi standar penyimpanan Vaksin Covid-19 yang telah ditetapkan pemerintah. Hal ini jelas membuktikan tidak perlu lagi impor kotak vaksin, sesuai dengan arahan strategis nasional saat ini.
Direktur Technoplast, Ellies Kiswoto merasa bangga bahwa Menteri BUMN dan Menteri Koperasi dan UMKM dalam kunjungannya memberikan dukungan yang positif dan mengapresiasi upaya pelaku usaha dalam negri dalam menciptakan produk berdaya saing global, khususnya kotak vaksin yang saat ini sedang sangat diperlukan.
“Kami percaya bahwa produk IVC/Kotak Vaksin kami akan semakin diminati bukan pasar dalam negri dan juga BUMN yang terkait dengan distribusi vaksin, serta jaringan rumah sakit BUMN yang tersebar di pelosok negri, apalagi TKDN produk kami sudah mencapai 55% dan ice brick sebesar 77% namun juga pasar global”, ucap Ellies.
Ellies juga menjelaskan bahwa pada bulan Juli lalu Technoplast juga telah membangun kolaborasi dengan PT Telkom Indonesia Tbk, (Telkom) salah satu BUMN terbesar di Indonesia dalam implementasi teknologi Internet of Things (IOT) pada IVC/Kotak Vaksin Technoplast, dan menjadi yang pertama di Indonesia. Teknologi ini memungkinkan pendataan real time baik suhu maupun lokasi selama pergerakan vaksin dari tiap titik distribusi.