Transformasi digital terjadi setelah pemanfaatan teknologi dan internet semakin masif. Di mana saat ini penggunaan internet jauh berbeda dari tahun 1990 hingga 2000-an. Hingga munculnya smartphone yang membuat segala sesuatu terhubung dengan internet, membuat informasi dan komunikasi sebagai alat pendukung hidup. Apalagi dengan pandemi Covid-19 membuat segala sesuatu akhirnya dikerjakan di rumah seperti bekerja dan belajar.
“Lalu ada perubahan perilaku, orang nyamannya online karena lebih praktis dan tidak perlu repot datang ke store, perlu jempol aja. Semua menjadi serba elektronik e-lerning, e-money, e-payment,” ujar Loka Hendra, Head of Food & Beverage Cinepolis Indonesia saat webinar Literasi Digital wilayah Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Kamis (16/9/2021).
Perubahan tersebut membuat peluang semakin luas di ruang digital. Karena tak ada batasan di ruang digital dan menjadi sulit dipisahkan dari kehidupan manusia. Transformasi digital juga menjadi pintu masuk terjadinya perubahan perilaku dan pola pikir. Selanjutnya peluang digital menjadi kekuatan baru yang memungkinkan terjadinya kolaborasi, fleksibilitas, dan keuntungan. Akhirnya kini tersedia banyak program akselerasi akses digital transformasi.
Sehingga dengan segala perubahan itu masyarakat harus beradaptasi, mau belajar, serta harus mampu mengolah kreatifitas. Kreatif menjadi salah satu sisi berharga dari setiap individu di era digital ini. Bahkan kreatif merupakan satu dari tiga keterampilan yang harus dimiliki agar mampu bersaing, menurut World Economic Forum. Karena dengan kreatif, maka permasalahan yang ada akan memunculkan solusi memecahkannya dan dengan begitu lahir inovasi untuk mendobrak batasan-batasan.
Di webinar kali ini hadir pula nara sumber lainnya yaitu Dino Hamid, Founder FAMGOFEST & LATOMOCHI, Iman Darmawan, seorang Fasilitator Public Speaking dan Rino, Kaprodi Teknik Informatika Universitas Buddhi Dharma.