Orang tua dan anak berada pada generasi yang berbeda. Anak-anak di era ini disebut sebagai generasi digital native dan orang tuanya merupakan generasi digital immigrant.
Dalam menghadapi kemajuan teknologi, terdapat berbagai tantangan baik bagi orang tua maupun anak, seperti mudahnya akses internet, bebas terkoneksi tanpa aturan, anak yang lebih pandai di dunia digital, dunia user generated content, serta kebebasan pada anak di ruang digital.
“Pandemi dan sekolah yang dilakukan secara online. Dalam hal ini orang tua dan anak perlu mendiskusikan kebutuhan, tanggung jawab, dan risiko yang ada ketika memberikan akses internet kepada anak,” tutur Erick Gafar, Campaigner at ICT Watch, dalam Webinar Literasi Digital di Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat, Senin (20/9/2021).
Berdasarkan usia anak, tahap dalam mengenalkan internetnya pun berbeda-beda. Anak bisa dikenalkan dengan teknologi sejak usia 2 tahun dengan seminimal mungkin dan melalui bimbingan penuh orang tua. Bimbingan orang tua sangat penting dan diperlukan untuk menghindari konten negatif, seperti kecanduan, cyberbullying, pelanggaran privasi, pedofil online, hingga radikalisme.
Dari konten negatif tersebut berdampak pada kondisi psikologis anak. Selain itu, banyak juga kasus kriminalitas terjadi pada anak-anak di dunia digital.
Erick mengatakan, langkah yang bisa orang tua lakukan dalam mengasuh anak di era teknologi digital ini, yaitu membangun komunikasi dengan anak, belajar bersama anak, menggunakan aplikasi parental control, membuat dan menyepakati bersama tentang aturan menggunakan internet, menjadi teman bagi anak di media sosial, serta menjadi anutan digital yang baik bagi anak.
“Anak adalah peniru paling baik. Jadi kalau kita memberikan contoh tidak baik, anak cepat sekali meniru. Kalau kita memberi contoh baik, anak pun akan meniru,” ungkap Erick.
Tips lainnya dalam melindungi anak di ruang digital ialah tidak membagikan data pribadi anak, menghormati privasi anak, mengajarkan anak untuk menggunakan privasi di media sosial, tidak oversharing, batasi konten anak melalui parental control, memilih game yang sesuai usia anak, dan mengaktifkan restricted mode untuk menyaring konten.
Webinar juga menghadirkan pembicara, Putu Yani Pratiwi (Lecturer & Owner Askara Villa Bali), Byarlina Gyamitri (Konsultan Pemberdayaan SDM), Ipan Zulfikri (Ketua RTIK Kota Tasikmalaya), dan Lady Kjaernett sebagai Key Opinion Leader.